Barometer.co.id-Manado. Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada bulan Desember 2022 sebesar USD81,91 juta. Angka tersebut meningkat 24,94 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan dibanding bulan Desember 2021 turun 26,70 persen. Pada November 2022, nilai ekspor Sulut sebesar USD65,56 juta, sedangkan pada Desember 2021 111,75 juta.
“Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Desember 2022 masih didominasi oleh Lemak dan Minyak Hewani/nabati. Nilainya mencapai USD42,77 juta atau 52,22 persen dari total ekspor,” kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara Asim Saputra.
Komoditas lainnya yang dengan nilai ekspor terbesar adalah ikan, krustasea dan moluska sebesar USD12,27 juta (14,98 persen) dan Logam Mulia dan Perhiasan sebesar USD5,65 juta (6,90 persen).
Asim mengatakan, negara tujuan ekspor terbesar Sulut adalah Belanda dengan nilai USD17,73 juta (21,64 persen), diikuti Malaysia USD15,92 juta (19,43 juta) dan Tiongkok USD14,73 juta (17,99 persen).
Produk ekspor Sulut terbanyak diekspor melalui pelabuhan Bitung yang mencapai 56 persen. Selanjutnya adalah pelabuhan Amurang 20,97 persen dan bandara Soekarno Hatta 6,95 persen.
Sementara nilai impor Sulawesi Utara pada Desember 2022 sebesar USD11,69 juta. Komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral senilai USD9,24 juta atau 79,02 persen dari total impor. Negara asal impor terbesar Sulut adalah Malaysia sebesar USD9,49 juta (81,16 persen) dan Tiongkok sebesar USD1,65 juta (14,14 persen).
Dengan besaran nilai ekspor dan impor tersebut, pada Desember 2022 lalu neraca perdagangan Sulut tercatat surplus USD70,22 juta.(jm)