Barometer.co.id-Manado. Pada bulan Februari 2023, Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,21 persen secara month to month (mtm). Sementara di Kota Kotamobagu, terjadi inflasi 0,06 persen. Inflasi tahun kalender di Kota Manado sebesar 0,15 persen dan inflasi tahun ke tahun 4,83 persen. Sedangkan di Kota Kotamobagu, inflasi tahun kalender 0,71 persen dan tahun ke tahun 7,31 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra mengatakan, di Kota Manado, komoditas pendorong inflasi terbesar adalah Ikan Cakalang 0,1241 persen, Beras 0,0565 persen dan Ikan Tude 0,0345 persen. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi terbesar adalah Angkutan Udara sebesar 0,5269 persen, Tomat 0,1634 persen dan Pepaya 0,0444 persen.
“Dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado secara year on year, delapan di antaranya mengalami peningkatan indeks, dengan kelompok transportasi menjadi yang terbesar 19,38 persen,” kata Asim, Rabu (01/03/23).
Asim mengatakan, secara tahunan, Kelompok transportasi mengalami inflasi tertinggi, yakni mencapai 19,38 persen di Kota Manado dan 21,79 persen di Kota Kotamobagu. Namun secara bulanan, transportasi di Kota Manado mengalami deflasi 3,62 persen dan di Kota Kotamobagu inflasi 0,14 persen.
Asim menjelaskan, secara tahun ke tahun, Komoditas Bensin mengalami inflasi 28,51 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,9775 persen. Kemudian Angkutan Udara terjadi inflasi 53,22 persen dengan andil 0,8163 persen. Selanjutnya Beras mengalami inflasi 8,71 persen dengan andil 0,4117 persen.
Sementara di Kota Kotamobagu, Komoditas Bensin mengalami inflasi 28,22 persen dan memberi andil 1,1433 persen, Angkutan Udara 11,12 persen dan andil 0,5832 persen dan Rokok Putih inflasi 22,33 persen dengan andil 0,4685 persen.(jm)