Barometer.co.id-Manado. Kota Manado mengalami deflasi 0,22 persen pada bulan Mei 2023 (month to month/mtm). Sedangkan secara year on year (yoy), inflasi di Kota Manado sebesar 3,44 persen. Dari sejumlah komoditas, Angkutan Udara menjadi penyumbang deflasi terbesar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra mengatakan, Angkutan Udara menyumbang 0,2834 persen deflasi secara year on year. Sedangkan pada bulan Mei 2023, angkutan udara menjadi penahan inflasi terbesar yakni mencapai 0,5686 persen.
“Deflasi yang terjadi pada bulan Mei 2023 lalu merupakan yang kedua kalinya tahun ini, setelah pada bulan Februari terjadi deflasi 0,21 persen,” ujar Asim saat menyampaikan berita rilis statistik, Senin (05/06).
Secara umum menurut Asim, deflasi yang terjadi di kota Manado pada bulan Mei 2023 karena baru saja melewati hari raya Idul Fitri. “Di mana saat Idul Fitri ada sejumlah bahan pokok yang mengalami kenaikan. Dan setelah itu kembali turun. Hal ini berperan terjadinya deflasi di Kota Manado pada bulan Mei,” jelas Asim.
Komoditas lainnya yang menjadi penahan inflasi terbesar menurut Asim adalah Ikan Cakalang -0,0368 persen, Ikan Tude -0,0273 persen, Sawi putih/petsai -0,0271 persen dan cabai rawit -0,0184 persen. Sedangkan komoditas yang menjadi pendorong inflasi terbesar adalah Bawang Merah 0,1212 persen, Soto 0,0539 persen, Ikan Oci 0,0514 persen, Ikan Deho 0,0420 persen dan Ikan Malalugis 0,0309 persen.
Sementara secara year on year, dijelaskan Asim komoditas dengan penyumbang inflasi terbesar adalah Bensin 0,9743 persen, Beras 0,7539 persen dan Angkutan Kota 0,3160 persen.
Di Kota Kotamobagu, pada bulan Mei 2023 justru terjadi inflasi 0,28 persen (mtm). Inflasi year on year 5,95 persen dan inflasi tahun kalender 1,52 persen.(jm)