Barometer.co.id – Manado

Sekprov Sulut Steve Kepel yang juga dipercayakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey sebagai Plt Kadis Dikda Sulut pada Kamis (08/06) membuka kegiatan MKKS SMA se-Sulut bertempat di Aula Sam Ratulangi BPMP Provinsi Sulut.

Dalam arahannya dihadapan ratusan kepsek SMA tersebut, Sekprov mengingatkan agar setiap sekolah terus berbenah dan mampu melahirkan berbagai terobosan dan inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Di mana, pendidikan yang bermutu tentu akan berkorelasi positif dengan prestasi peserta didik maupun kualitas lulusan nanti.

“Saya minta bapak ibu kepsek mampu melahirkan siswa-siswi berprestasi yang mampu membanggakan nama daerah Sulawesi Utara yang kita cintai,” harap Kepel.

Kendati demikian, dia juga mengaku prihatin dengan kualitas dan daya saing lulusan-lulusan SMA di Sulut yang belum mampu bersaing di tingkat nasional, seperti dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kampus-kampus terbaik di Indonesia yang ada di Pulau Jawa.

“Sampai saat ini tidak ada lulusan yang diterima di PTN di Pulau Jawa lewat jalur ujian tertulis,” ungkap Kepel.

Kekecewaan Sekprov ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, hal ini mengacu pada hasil Lembaga Test Masuk Perguruan Tinggi (LTMP) tahun 2022 lalu. Di mana, tes yang digunakan adalah melalui Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK).

“Apalagi dari hasil 1.000 sekolah dengan hasil nilai tertinggi, ternyata belum ada sekolah di Sulut yang masuk rangking. Padahal ada sekolah di Gorontalo, Sulteng, Sultra yang masuk dalam rangking,” tukasnya prihatin.

Dia bahkan menyentil salah satu SMA negeri terbaik dengan jumlah peserta didik lebih dari 2.000-an siswa dan merupakan SMA negeri dengan jumlah siswa terbanyak di Provinsi Sulut yakni SMA Binsus/SMAN 9 Manado. Pasalnya, sekolah yang selama ini dibangga-banggakan, ternyata lulusan sekolah tersebut masih kalah bersaing masuk PTN di pulau Jawa.

Kepel mengatakan bahwa lulusan SMAN Binsus/SMAN 9 Manado memang ada yang diterima masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Pulau Jawa tapi masuk lewat program jalur prestasi, itu pun tidak banyak.

“Jadi, mereka masuk hanya lewat jalur undangan. Bukan masuk dan bersaing lewat jalur ujian tertulis,” tukasnya.

Untuk itu kata Sekprov, dia berharap ke depan para kepsek harus berani berinovasi dan melakukan terobosan-terobosan dalam proses pembelajaran di sekolah.

“Begitu juga dengan wadah MKKS ini bukan hanya sekadar pertemuan rutin saja. Harus saling tukar informasi, mari kita saling berbagi pengalaman baik agar tidak ada sekolah lain yang ketinggalan,” kata sekprov mengingatkan.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Dikda Sulut Sri Ratna Pasiak dalam laporannya mengawali kegiatan menjelaskan bahwa pelaksanaan MKKS SMA se-Sulut berlangsung selama 3 hari diikuti 170 kepsek.

Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya sosialisasi program kerja, program penerimaan siswa didik baru, evaluasi pembelajaran semester genap, sosialisasi olimpiade sains dan evaluasi.

“Beberapa narasumber dalam kegiatan ini juga menghadirkan pihak BKD dan Inspektorat,” tandasnya.(eau)