Barometer.co.id-Manado. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Utara kembali melakukan panen cabai pada Kamis (25/04). Kali ini panen dilakukan di dua tempat, yakni Manado dan Minahasa Utara (Minut). Hadir langsung pada panen tersebut, Kepala KPwBI Sulut, Andry Prasmuko.
Di Kota Manado, Andry bersama jajaran melakukan panen cabai merah keriting dengan Kelompok Tani Mitra Bersama. Sedangkan di Minut, panen cabai rawit bersama P4S Sari Hutan Abadi.
“BI bukan faktor utama, tapi BI hadir untuk berkontribusi, memberikan stimulus untuk meningkatkan ketahanan pangan di Sulut yang sering mendorong inflasi,” kata Andry.
Dia berharap hasil produksi cabai ini berkesinambungan, sehinga akan mampu memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi. “Kami berharap petani akan mendahulukan kebutuhan lokal, kemudian bisa dijual ke luar daerah,” katanya.
Sekda Pemkab Minahasa Utara, Novly Wowiling mengapresiasi upaya BI Sulut yang berkolaborasi dengan petani di Minahasa Utara untuk menghasilkan sesuatu yang berdampak besar bagi masyarakat.
Apalagi, katanya, petani yang telah berkontribusi bagi daerah dalam mengendalikan angka inflasi agar tetap stabil. “Cabai rawit memang salah satu pemicu dalam angka inflasi di Sulut, sehingga dengan adanya kolaborasi ini, semoga inflasi akan tetap stabil,” katanya.
Ketua Kelompok P4S Sari Hutan Abadi Atma Tarigan mengatakan pihaknya berterima kasih kepada BI karena telah memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi tanaman hortikultura di Minahasa Utara.
“Target kami ternyata sejalan dengan program BI. Mulai tahun lalu, kami mendapatkan bantuan, dan berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut,” katanya.
Saat ini, pihaknya melakukan penanaman bersama dengan siswa-siswi PKL SMK Negeri Pertanian Pembangunan Kalasey. Sudah 10.000 pohon cabai rawit yang ditanam, dan ditargetkan bisa mencapai 25.000 pohon, dengan luas lahan sebesar dua hektare.
Selain cabai rawit, juga ada tomat yang ditargetkan juga mencapai 25.000 pohon, kemudian ke depan, tanaman padi ditargetkan seluas 20 hektare.
Ketua Kelompok Tani Mitra Bersama Tomy Taasora mengatakan saat ini lahan yang ditanamai sebesar 0,6 hektare. Sebelum mendapat bantuan dari BI pihaknya hanya mampu menanam 3.000 pohon cabai keriting, setelah dapat bantuan BI meningkat menjadi 4.500 pohon. “Dari tanaman ini, kami menargetkan hasil produksi mampu mencapai 4,5 ton hingga 5 ton,” katanya.
Ia mengatakan selain cabai keriting, pihaknya juga menanam cabai rawit sebanyak 1.200 pohon. Saat ini yang cukup mahal menurutnya yaitu pupuk, dan berharap berharap bisa mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah.(jou)