Barometer.co.id-Banda Aceh. Cabang Olahraga Bridge Sulawesi Utara membuka peluang untuk mempertahankan tradisi emas selama kurun waktu 20 tahun terakhir di setiap pagelaran PON.

Sejak PON 1996 di Jakarta hingga PON 2016 di Jawa Barat, Sulut selalu berhasil mempersembahkan medali emas. Emas terakhir Sulut diraih oleh pasangan campuran Stefanus Supeno dan Sartje Pontoh di PON Jawa Barat.

PON Papua, Cabor Bridge tidak dipertandingkan. Jadi, pelaksanaan PON XXI Aceh Sumatera Utara menjadi kelanjutan dari upaya Pengprov Gabsi Sulut mempertahankan tradisi emas. Satu satunya harapan untuk mempertahankan tradisi itu kini ada di nomor beregu putra.

Keberhasilan Bill Mondigir-Tommy, Clif Tangkuman-Mario dan Ch Nurhamidin-Denny Palar membekap Jawa Timur dengan skor telak 105-42,10 IMP menjadi modal besar untuk menantang musuh abadi di setiap iven nasional bridge yakni DKI Jakarta di babak final, Rabu 18 September 2024.

Keberhasilan Bill Mondigir Cs saat meredam Tim DKI Jakarta di babak penyisihan, tentunya menjadi modal untuk kembali menantang Franky Karwur, Jemmy Bojoh, Robert Parasian, Noldy George, Noldy Yotham Ngantung dan Muhammad Reza di partai final.

Namun, selain kemampuan teknis, partai final juga menjadi ujian mental bagi seluruh atlet Sulut. Jika pada pelaksanaan PON terdahulu, Sulut punya maestro Almarhum Henky Lasut yang berpasangan dengan Eddy Manoppo, kini beban itu ada dipunggung tiga pasangan yang sudah cukup makan asam garam saat jumpa DKI Jakarta di setiap partai puncak.

Meski sudah pasti mendapatkan medali PON XXI/2024, tapi jika gagal di final, tradisi emas yang selama ini berpihak dengan Cabor Bridge Sulut pada lima PON terakhir, akan tercoreng. Karena itulah asa terakhir di partai final nomor beregu putra harus benar benar dimanfaatkan sehingga tradisi emas PON Cabor Bridge masih bisa berlanjut.

Peran pelatih senior Eddy Manoppo untuk menjadi motivator bagi para pemain Sulut di partai final sangat penting karena partai melawan DKI Jakarta merupakan partai krusial yang sudah sering terjadi di setiap puncak pertandingan bridge beregu di level nasional.(denny)