Barometer.co.id-Manado. Dua bulan jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 di Sulawesi Utara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali melakukan survei pada 1-7 September 2024. Hasilnya, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Elly Engelbert Lasut-Hanny Jost Pajouw (E2L-HJP) meraih elektabilitas tertinggi yakni 53,3 persen.

Sementara pasangan Steven Kandouw-Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT) meraih 34,5 persen dan pasangan Yulius Stevanus Komaling-Johannes Victor Mailangkay (YSK-JVM) 4,3 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan, tidak tahu atau tidak menjawab tinggal 7,9 persen.

Fajar Moestar, Peneliti LSI Denny JA menyampaikan Survei dilakukan pada 1-7 September 2024 di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara dengan 800 responden. Metode sampling yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data adalah Wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner dan Margin of Error 3,5 persen.

Ia mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat pasangan E2L-HJP unggul dari dua pasangan lainnya. “Pertama adalah kuatnya pesona E2L sebagai cagub. E2L adalah cagub paling populer dan paling disukai diantara dua cagub lainnya yaitu SK dan YSK. Popularitas Elly Lasut secara personal memiliki tingkat kesukaan yang cukup tinggi. Dari 94 persen pengenalan, Elly Lasut memiliki 84,5 persen kesukaan. Steven Kandouw memiliki popularitas 90,5 persen, dan kesukaan sebesar 78,3 persen. Sementara Yulius Stevanus Komaling memiliki popularitas sebesar 29 persen dan kesukaan sebesar 62,4 persen,” jelas Fajar pada konferensi pers Hasil Temuan dan Analisis LSI Denny JA bulan September 2024 di Manado, Jumat (13/09/24).

Kedua, menurut Fajar, publik Sulut menilai E2L-HJP yang paling mampu menyelesaikan masalah ekonomi. Sebab sesuai temuan LSI Denny JA pada survei ini, 50 persen pemilih menyatakan bahwa masalah ekonomi adalah masalah paling penting dan prioritas yang harus diselesaikan oleh gubernur mendatang.

“Dari mereka yang menyatakan masalah ekonomi penting, sebesar 61,7 persen menyatakan mendukung E2L-HJP sebagai gubernur, sebesar 29 persen mendukung SK-ADT, dan 3,2 persen menyatakan mendukung pasangan YSK-JVM,” ujar Fajar.

Faktor ketiga dikatakan Fajar adalah, E2L-HJP dianggap paling mampu membuat perubahan di Sulut. “Survei menanyakan kepada pemilih, siapakah pasangan cagub-cawagub yang paling mampu membuat perubahan di Sulut. Sebesar 55 persen menyatakan pasangan E2L-HJP yang paling mampu membuat perubahan. Sebesar 32,5 persen menyatakan pasangan SK-ADT, dan sebesar 21 persen yang menyatakan pasangan YSK-JVM,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, pasangan E2L-HJP unggul di semua kantong pemilih. Di kantong pemilih Protestan yang memiliki baseline 64,7 persen, pasangan E2L-HJP meraih 53,8 persen. Sementara SK-ADT 36,6 persen dan YSK-JVM 3 persen.

Kantong pemilih Milenial, yakni pemilih yang berusia di bawah 40 tahun, E2L-HJP juga unggul dengan raihan di atas 50 persen. Sementara pasangan SK-ADT di angka 30-an persen.

Kemudian di kantong pemilih akar rumpu/wong cilik, pasangan E2L-HJP juga unggul dibanding dua pasangan lainnya. Pemilih dengan pendapatan di bawah Rp3 juta lebih dari 50 persen memilih pasangan cagub E2L-HJP. Sedangkan pasangan SK-ADT unggul di pemilih dengan penghasilan di atas Rp3 juta, yakni 46,1 persen, sementara E2L-HJP 43,3 persen.

Pasangan cagub E2L-HJP juga unggul di pemilih emak-emak, petani, wiraswasta dan buruh.

Dan di kantong pemilih konstituen partai, pasangan E2L-HJP unggul di pemilih Demokrat, Gerindra, Golkar dan Nasdem. Sedangkan pasangan cagub SK-ADT unggul di pemilih PDIP.(jou)