Barometer.co.id.Manado.Open Tournament Pencak Silat Piala Pengprov IPSI Sulut Tahun 2024, yang digelar di Hall B GOR KONI Sario Manado, 09-11 Oktober 2024, tercatat sebagai sebuah sejarah baru sekaligus awal kebangkitan bagi Pengurus Cabang Olahraga Pencak Silat Sulawesi Utara di era digital.

Kenapa? Ya, iven yang diketuai Josua Sombang dan mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IPSI, Prabowo Subianto serta Ketua Umum KONI Sulut, Drs Steven Kandouw, merupakan sebuah pertaruhan antara mempertahankan budaya pencak silat, yang selama ini menyatu dalam setiap pelaksanaan iven dan modernisasi olahraga beladiri yang telah menggunakan teknologi digital dalam penilaian.

Perubahan tersebut sedikitnya mampu memberikan nuansa baru bagi para pesilat yang memang masih awam dengan penerapan teknologi digital serta perubahan regulasi penilaian pertandingan. Sebab, perubahan regulasi masih belum tersosialisasi secara merata di seluruh penjuru Bumi Nyiur Melambai sehingga para pelaku olahraga pencak silat, serta orang tua yang belum paham akan penerapan regulasi baru, sedikit terkejut dan bertanya tanya menyaksikan pertandingan.

Contohnya soal penilaian wasit juri yang kini lebih terfokus pada teknik jatuhan dengan sejumlah trik ketimbang regulasi lama yang condong menerapkan teknik melalui tendangan sabetan untuk menjatuhkan lawan.

Sejumlah masyarakat yang sebelumnya lebih memahami perolehan nilai tinggi dengan teknik jatuhan lewat proses sabetan, kini disuguhi dengan teknik jatuhan dari kemampuan para pesilat untuk menjatuhkan lawan lewat berbagai cara, baik lewat teknik sabetan maupun jatuhan dengan menarik kaki bahkan punggung lawan.

Perubahan regulasi dalam pertandingan Cabor Pencak Silat di era digital ini mampu mengubah paradigma para penggemar olahraga yang punya ikatan erat dengan budaya bangsa Indonesia. Sebab, atraksi memburu poin lewat proses bantingan di era digital menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton terutama yang baru mengenal olahraga ini.

Itulah sebabnya, iven di era digital sudah mulai menarik perhatian para pesilat. Di Sulut sendiri, iven dengan mengusung pola penilaian sistem digital sudah di coba ketika Pengprov IPSI Sulut bekerjasama dengan Pengkab IPSI Minahasa Selatan untuk menggelar kejuaraan terbuka.

Karena sistem penilaian sudah menggunakan teknologi, pihak penyelenggara mengubah pola pendaftaran peserta. Jika sebelumnya, peserta tidak dipungut biaya pendaftaran, kini di era digital, peserta wajib membayar uang pendaftaran.

Ternyata, penerapan biaya pendaftaran peserta di Kejuaraan Pencak Silat Terbuka IPSI Minsel justru mendapat respon positif dari calon peserta. Bahkan, animo peserta justru lebih banyak meskipun harus berbayar. Imbasnya panitia penyelenggara terpaksa menutup lebih awal jadwal pendaftaran akibat membludaknya jumlah peserta.

Kondisi yang sama juga terjadi pada pelaksanaan Open Tournament Pencak Silat Piala Pengprov IPSI Sulut. Jika sebelumnya pihak panitia hanya mematok target 500-an peserta karena pertimbangan hanya bisa menggunakan dua gelanggang di GOR KONI Sario Manado, tapi lagi lagi jumlah peserta yang mendaftar telah melewati target justru sebelum jadwal pendaftaran ditutup.

Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, panitia langsung menutup jadwal pendaftaran dan mengedepankan calon peserta yang telah membayar registrasi sebagai peserta. Tapi, ketika ditutup, jumlah peserta sudah mencapai 700-an pesilat dari 68 kontingen.

Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya pertandingan tetap dilaksanakan. Dan, ternyata yang hadir pada pelaksanaan kegiatan pertandingan hari pertama 09 Oktober 2024 mencapai 2000-an orang baik atlet, pelatih, ofisial hingga penggemar bahkan penonton yang ingin menyaksikan pertandingan.

GOR Basket KONI Sario Manado yang biasanya hanya dipenuhi penonton hingga 2000-an pada saat pertandingan bola basket dan bola voli, kini pada pertandingan Pencak Silat jumlah penonton juga mencapai angka 2000 bahkan lebih.

Hal ini menandakan bahwa ketika cabang olahraga telah masuk pada era digitalisasi dalam proses penilaian, para peserta dan penonton bahkan warga yang ingin tahu, banyak berdatangan ke venue untuk menyaksikan pertandingan yang cukup menghibur.

Kondisi ini mendapat respon positif dari Pengprov IPSI Sulut sebagai organisasi yang mewadahi cabang olahraga pencak silat. Ketua Umum Drs Pontowuisang Kakauhe bahkan menjanjikan untuk menjadwalkan iven yang sama minimal empat kali dalam setahun.

Bahkan, jika proses pembinaan atlet pencak silat di Sulut sudah berjalan sesuai dengan program IPSI Sulut, bukan tidak mungkin suatu saat akan ada Kejuaraan berskala nasional dilaksanakan di Sulut. “Mudah mudahan dalam kurun waktu yang tidak lama, IPSI Sulut bisa melaksanakan Kejuaraan Nasional di Manado,” kata Pontowuisang Kakauhe berharap.(denny)