Barometer.co.id-Manado. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulawesi Utara memprakirakan, perekonomian Sulawesi Utara tahun 2025 akan tetap tumbuh di atas nasional di kisaran 5,10% – 6,10% (yoy). Dari sisi Pengeluaran, BI Sulut memprakirakan sektor Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) akan tetap menjadi pendorong utama ekonomi Sulut.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulut, Andry Prasmuko mengatakan pada tahun 2024, konsumsi Rumah Tangga memiliki pangsa sebesar 44,76% sedangkan PMTB mencapai 32,88%.

“Prakiraan Konsumsi Rumah Tangga yang tetap terjaga juga didasarkan pada pertumbuhan kredit konsumsi dan UMKM. Per Januari 2025, kredit konsumsi tumbuh sebesar 8,76 persen (yoy). Adapun untuk kredit UMKM juga tumbuh,

dengan pertumbuhan terbesar berada pada skala Usaha Menengah yang mencapai 4,90 persen (yoy),” jelas Prasmuko dalam buku Laporan Perekonomian Sulut yang dirilis akhir Februari 2025.

Ia mengatakan, peningkatan konsumsi dan kredit diasumsikan terus terjaga didukung dengan meningkatnya Upah Minimum Provinsi (UMP) pada tahun 2025 sebesar 6,5% dibandingkan tahun sebelumnya, atau sebesar Rp3.775.425, serta pelaksanaan HBKN Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan II 2024 dan serangkaian event regional dan internasional yang akan dilaksanakan di Sulut.

Selain itu, menurut Prasmuko, berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia, Konsumsi Rumah Tangga diprakirakan akan terus tumbuh kuat dengan melihat cerminan Indeks Keyakinan Konsumen pada Januari sebesar 135,4 atau berada pada zona optimis yakni di atas 100.

“Ekspektasi konsumen juga tumbuh dengan baik dibandingkan bulan sebelumnya, utamanya didukung dengan perbaikan asumsi masyarakat pada kegiatan usaha dan lapangan pekerjaan,” ujar Prasmuko.

Sementara kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto pada tahun 2025 menurut Prasmuko diprakirakan juga akan didorong baik dari sisi konstruksi maupun investasi. “Dari sisi konstruksi, biaya untuk perluasan kapasitas oleh perusahaan termasuk industri pengolahan akan mampu mendorong pertumbuhan. Di satu sisi, investasi dapat didorong melalui optimalisasi promosi baik untuk modal dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.(jou)