Barometer.co.id-Manado. Pengurus Provinsi (Pengprov) IPSI Sulawesi Utara terpaksa harus selektif untuk menetapkan jadwal Kejuaraan tingkat provinsi. Hal itu terjadi karena besarnya animo Kabupaten Kota yang menawarkan diri sebagai penyelenggara sepanjang tahun 2025.

Ketua Umum Pengprov IPSI Sulut, Drs Pontowuisang Kakauhe kepada media ini, disela sela Kejuaraan Pencak Silat Pengprov IPSI Sulut II Piala Gubernur Tahun 2025 di Hall B GOR Wolter Mongisidi Sario Manado, Jumat 02 Mei 2025, mengaku bahwa sudah menerima permintaan berupa dari Kabupaten Kota untuk menyelenggarakan kejuaraan tingkat provinsi.

Menurut Ponto, yang juga adalah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Manado, sudah ada beberapa kabupaten kota yang telah menyiapkan diri sebagai penyelenggara kejuaraan level provinsi.

Namun, karena sejumlah pertimbangan akhirnya Pengprov IPSI Sulut baru bisa mengakomodir permohonan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, yang dijadwalkan pada bulan Juni mendatang.

“Kami tidak ingin gegabah dalam penetapan tuan rumah penyelenggara kejuaraan level provinsi. Sebab, sasaran kami adalah meningkatkan kualitas setiap kejuaraan dengan menghasilkan atlet yang berkualitas,” ujar Ponto.

“Artinya, kami menginginkan kualitas kejuaran berikut lebih baik dari kejuaraan yang diselenggarakan saat ini di Manado,” lanjut Ponto yang juga masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado.

Dikatakannya Ponto jika IPSI Sulut hanya mengajar kuantitas dari setiap kejuaraan, bisa saja setiap bulan dilaksanakan kejuaraan level nasional. Apalagi, hampir seluruh Kabupaten Kota siap menjadi tuan rumah jika diberikan kesempatan oleh IPSI Sulut.
“Selain Bolmut ada juga Sangihe bahkan Minahasa Selatan yang telah siap menjadi penyelenggara. Tapi karena tahun ini ada jadwal penyelenggaraan Porprov, kami terpaksa membatasi jumlah kejuaran level provinsi,” katanya.

Namun, lanjut Ponto jika ada Kabupaten Kota yang berniat untuk menyelenggarakan kejuaraan bersifat terbuka atau open tournament, tentu IPSI Sulut akan mempertimbangkan dengan sejumlah persyaratan.

“Banyak turnamen secara terbuka juga berdampak positif bagi para atlet kategori usia dini pemula dan remaja,” imbuh Ponto, jebolan Fakultas Ilmu Keolahragaan Unima Tondano.(Denny)