Barometer.co.id-Likupang. Alfamidi Manado melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) resmi meluncurkan Kampung Merdeka Alfamidi sebagai inisiatif edukasi pengelolaan sampah rumah tangga yang memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.

Berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk (BSI) Likupang, kegiatan ini mengedukasi warga dan nasabah bank sampah di Desa Sarawet, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, untuk melakukan pengendalian dan pemilahan sampah plastik secara tepat pada Rabu (28/5/2025).

Branch Manager Alfamidi Manado, Achmad Basuki, menjelaskan bahwa Kampung Merdeka merupakan salah satu program CSR unggulan Alfamidi yang berfokus pada pelestarian lingkungan.

“Program ini bertujuan menumbuhkan kepedulian warga terhadap lingkungan dimulai dari hal-hal kecil,” ujar Achmad.
Ia menambahkan, selain berdampak positif pada kelestarian lingkungan, program ini juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi nasabah bank sampah.

Direktur BSI Likupang, Yudith Rondonuwu, menjelaskan bahwa nasabah secara rutin dibimbing untuk memilah sampah dengan tepat.

“Pengelompokan sampah dapat dilakukan secara mandiri di rumah, dimulai dengan memisahkan sampah organik dan plastik. Selanjutnya, sampah plastik dipilah kembali berdasarkan jenisnya, seperti botol, kemasan, tas plastik, dan wadah makanan,” jelas Yudith.

Sampah plastik yang telah dipilah dihargai Rp2.000 per kilogram dan setiap penyerahannya dicatat dalam buku tabungan nasabah, yang kemudian diakumulasi secara rutin setiap bulan.

“Dengan cara ini, warga dapat memperoleh penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.

Yudith juga menegaskan pentingnya pemilahan sampah agar proses daur ulang dapat berjalan lebih efisien.
“Sampah plastik lentur dapat dijadikan ecobrick, sementara botol plastik bisa didaur ulang menjadi aksesoris atau perabotan seperti meja dan kursi,” tambah Yudith.

Selain edukasi, pada peresmian Kampung Merdeka Alfamidi juga dilakukan penimbangan sampah plastik yang kemudian ditukar dengan paket bahan pokok sebagai insentif bagi partisipasi warga.(jou)