Barometer.co.id-Manado. Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan. Bahkan pada bulan Mei 2025 mengalami lonjakan yang tinggi 3,92%, yakni dari 126,19 menjadi 131,14.
Secara year to date (YTD) atau tahun kalender, yakni dari Januari hingga Mei 2025, NTP Sulut mengalami kenaikan 9,75%. Dan secara tahunan atau year on year mengalami kenaikan 16,30%.
“NTP Sulut pada Mei 2025 mengalami kenaikan karena dua hal. Pertama Indeks yang diterima petani mengalami kenaikan, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha, Senin (02/06/25).
Pada bulan Mei 2025, indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen. Hal ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada tiga subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Tanaman Perkebunan Rakyat. Sementara indeks subsektor Peternakan dan Perikanan mengalami penurunan.
“Komoditas utama yang memiliki andil terbesar terhadap kenaikan Indeks yang diterima petani adalah kelapa, tomat, cengkih, kakau/cokelat biji dan cabai merah,” jelas Aidil.
Sementara komoditas yang menyebabkan turunnya Indeks yang dibayar petani menurut Aidil adalah cabai rawit dan bawang merah.
Aidil mengatakan, selain NTP, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga mengalami kenaikan pada bulan Mei 2025 yang telah mencapai 136,85. Sementara pada bulan April baru 132,95.
Sulawesi Utara juga mengalami kenaikan NTP maupun NTUP tertinggi di Pulau Sulawesi. Seluruh provinsi di Pulau Sulawesi mengalami kenaikan NTP maupun NTUP, kecuali Gorontalo yang mengalami penurunan NTUP.(jou)
