Barometer.co.id-Manado. Arena Student Center Universitas Atmajaya Yogyakarta, Sabtu, 14 Juni 2025 menjadi saksi bagi perjuangan tiga Petarung Hapkido Sulut, Andreas Waturandang, Kezia Tesalonika Umboh dan Karin Tanwijaya di Pentas South East Asia Hapkido Union Championship 2025.
Di bawah sorotan ratusan, ribuan hingga jutaan pasang mata penonton, baik yang menyaksikan langsung di arena pertandingan, lewat siaran langsung stasiun televisi bahkan unggahan media sosial, tiga petarung asal Bumi Nyiur sukses mengibarkan Sang Saka Merah Putih sekaligus mempermudahkan prestasi emas bagi Indonesia.
Dan, tiga emas itu menjadi catatan sejarah baru bagi Pengurus Provinsi Hapkido Indonesia (HI) Sulawesi Utara, yang dinakodai Dr. Audy Ronald Richard Pangemanan, AP, M.Si karena menjadi bagian dari tim yang membawa harum negara kesatuan Republik Indonesia.
Sebelumnya, Hapkido Sulut telah menorehkan catatan sejarah ketika sukses mempersembahkan 3 medali emas dan 2 perak bagi kontingen Sulut di PON XXI Aceh Sumut 2024. Andreas Waturandang dan Kezia Umboh beserta pelatih bertangan dingin, Sabeum Jacky Waturandang menjadi bagian dari sejarah Hapkido Sulut di tahun 2024 dan 2025.
Pads iven bergengsi yang diikuti 14 negara, tiga petarung asal Sulawesi Utara, Karin Tanwijaya, Kezia Tesalonika Umboh dan Andre Waturandang benar benar membuktikan sebagai petarung sejati di cabang olahraga Hapkido.
Karin Tanwijaya, peraih medali emas bagi Kontingen Hapkido Sulut di Kejurnas Tahun 2024, yang berlangsung di Semarang mengawali catatan sejarah Hapkido Sulut. Tak tanggung tanggung, Karin yang tidak ikut serta di PON XXI Aceh Sumut justru berhasil meraih kemenangan atas salah satu atlet peraih medali emas di PON XXI Tahun 2024.
Atlet asal Sulawesi Utara Kezia Umboh kemudian memberikan kontribusi emas bagi Kontingen Hapkido Indonesia. Sang petarung putri handal Sulut tersebut tampil kokoh dan superior. Meski menghadapi petarung tangguh dari Malaysia dan Thailand, Kezia justru menunjukkan keunggulan mutlak.
Di partai semifinal Kezia Umboh melibas wakil Malaysia dengan skor telak 23–3, lalu dalam perebutan champion, Kezia Umboh mengandaskan utusan Thailand dengan skor 26–16. Skor telak pada partai semifinal dan final membuktikan, Kezia Umboh adalah petarung sejati yang selalu konsisten dalam setiap iven.
Partai yang paling menegangkan terjadi di kelas SR-M U67A. Andre Waturandang yang menjadi wakil Indonesia benar benar membuktikan jika ia terbaik di kelas tersebut. Menghadapi petarung Thailand Sarawut Jornsawat, yang menjadi lawan beratnya, personil Polres Bitung tampil percaya diri.
Ketatnya pertandingan membuat perolehan poin terus berimbang. Namun, disaat penentuan untuk mendapatkan tiket ke partai final, Andre benar benar mempertontonkan teknik dan mental juara. Kecepatan dan Ketangguhan Andre mengantarkannya ke partai final usai menang tipis 15-14.
Meski fisiknya telah terkuras saat menghadapi lawan beratnya dari Thailand di partai semifinal, tapi Andre membuktikan bahwa ia merupakan petarung terbaik di kelasnya. Kemenangan dengan skor telak 17-1 menjadikannya sebagai Champion di kelas SR-M U67A. Bahkan emas kali ini menjadi torehan kedua bagi Andreas Waturandang di ajang internasional.
Prestasi tiga medali emas yang diukir oleh para petarung cabang olahraga Hapkido Sulut membuktikan slogan yang terus digaungkan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn.) Yulius Selvanus, SE, “Sulawesi Utara sejatinya adalah masyarakat petarung!”, mulai terbukti.
Karena slogan yang terus dikumandangkan Orang Nomor Satu di Bumi Nyiur Melambai, khususnya di kalangan olahraga, kini bukan lagi sekadar slogan atau semboyan. Sebab para petarung di Cabang Olahraga Hapkido Sulut telah membuktikannya usai menjadi Champion di panggung internasional.(Denny)