Barometer.co.id-Manado. Nominal transaksi QRIS di Sulawesi Utara terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dalam Laporan Perekonomian Sulawesi Utara edisi Mei 2025 yang dirilis Bank Indonesia bulan Juni 2025, nominal transaksi QRIS di Sulut selama triwulan I tahun 2025 mencapai Rp1,04 triliun. Jumlah ini tumbuh 173,67% secara year on year (yoy).
Pada triwluan I Tahun 2024, transaksi QRIS di Sulut baru mencapai Rp374,22 miliar. Sedangkan selama triwulan IV tahun 2024, nominal transaksi sebesar Rp922 miliar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Joko Supratikto mengatakan, untuk pengguna QRIS di Sulut pada triwulan I Tahun 2025 sebanyak 496.031 orang. “Selama triwulan I Tahun 2025, terdapat 9.493 pengguna QRIS baru. Dan untuk volume transaksi mencapai 8.754.730, tumbuh 224,12 persen secara year on year,” kata Supratikto.
Untuk jumlah merchant juga mengalami pertumbuhan 17,11 (yoy). Pada triwulan I 2025, terdapat 319.549 merchant di Sulawesi Utara. Daerah dengan jumlah merchant terbanyak masih berasal dari Kota Manado, yaitu sebesar 137.180 merchant (42,93%), diikuti Kabupaten Minahasa 30.049 merchant (9,40%) dan Kota Bitung sebesar 28.509 merchant (8,92%).
Supratikto mengatakan, data di atas menunjukkan bahwa penggunaan QRIS di Sulawesi Utara terus mengalami pertumbuhan secara signifikan baik dari sisi jumlah pengguna, merchant, volume transaksi, maupun nominal transaksi.
“Kenaikan tersebut didorong oleh semakin meluasnya adopsi QRIS di berbagai sektor usaha, dari usaha mikro hingga usaha besar,” ujar Supratikto.
Fenomena ini juga mencerminkan adanya perubahan preferensi masyarakat dalam melakukan transaksi yang sebelumnya menggunakan instrumen pembayaran lain seperti APMK menjadi QRIS yang lebih praktis.(jou)

