Barometer.co.id – Amurang
Ketua Jemaat GMIM Syalom Sentrum Pendeta Rambles Mangalehe menyebutkan setelah mendapat arahan dari Wakil Bupati Minsel Petra Yani Rembang agar mengosongkan lokasi gereja langsung direspon.
“Setelah Wabup datang dan melihat langsung kejadian ini, langkah awal kami memindahkan barang-barang bantuan yang berat. Sesuai rencana selain barang bantuan, juga barang-barang milik gereja kita pindahkan lebih dulu,” tukas pendeta.
Bagaimana kelanjutan barang-barang dan inventaris gereja yang dipindahkan masih menunggu informasi lebih lanjut dari instansi terkait. Bila masih dapat ditoleransi, maka akan dikembalikan.
Pengosongan dan penghentian aktifitas dalam gereja berdampak pada jadwal ibadah. Mangalehe menambahkan untuk ibadah umum dihari Minggu nanti rencananya akan dilakukan di lokasi posko pengungsian Kelurahan Uwuran dua bersama warga pengungsi.
“Ibadah umum hari minggu biasanya kami laksanakan 3 sesi, ibadah subuh, pagi dan sore karena jumlah kami ada 20 kolom. Untuk minggu nanti kami adakan hanya satu sesi dijam 9 pagi,”tutup pendeta.
Dari pantauan di gedung Gereja, didapati sejumlah retakan pada dinding yang baru terlihat pada Rabu (21/06) tadi. Tidak hanya itu saja, tehel lantai juga tercabut dan pecah. Bahkan saat pada lantai terdengar seperti suara kosong.
“Kami sudah melakukan pengecekan, memang ada kerusakan pada dinding. Padahal ketebalan dinding kurang lebih 50 cm. Begitu pula pada lantai. Mungkin bila lantainya tipis, sudah ambruk,” tukas Rhentje Tutu, ketua komisi pembangunan GMIM Shalom Sentrum Amurang.(jim)