Barometer.co.id-Manado. Sejak beberapa bulan terakhir, harga daging babi di Sulawesi Utara jatuh akibat adanya virus. Jatuhnya harga daging babi ini pun menjadi penyumbang terbesar kedua deflasi di kota Manado pada bulan Agustus yang sebesar 0,23 persen.

Daging babi sendiri menyumbang deflasi sebesar 0,0731 persen, di bawah komoditas bawang merah yang menyumbang delfasi 0,1668 persen, dan berada di atas cabai rawit sebesar 0,0391 persen. Seperti diketahui, harga daging babi sejak beberapa bulan terakhir jatuh, dari yang tadinya berada di kisaran Rp40 ribu sampai Rp60 ribu ‘diobral’ hingga Rp100 ribu mendapat empat kilogram, bahkan ada yang sampai tujuh kilogram.

Daging babi memang menjadi konsumsi utama masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya. “Selain di Manado, daging babi juga menjadi penyumbang deflasi di Kota Kotamobagu pada bulan Agustus 2023 sebesar 0,0294 persen, dan berada di tiga besar penyumbang deflasi. Kota Kotamobagu sendiri pada bulan Agustus 2023 terjadi inflasi sebesar 0,04 persen,” kata Asim saat menyampaikan Berita Resmi Statistik, Jumat (01/09).

Sedangkan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah angkutan udara sebesar 0,1039 persen, tomat 0,0447 persen dan mobil 0,0165 persen.

Ia mengatakan, secara umum dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado, secara year on year (yoy) sembilan kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks, yaitu kelompok transportasi sebesar 10,07 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,30 persen. Tiga kelompok tersebut berada di tiga besar yang mengalami peningkatan indeks.

Kemudian dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 1,04 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

“Secara year on year, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah bensin, beras dan angkutan dalam kota. Sementara di Kota Kotamobagu, komoditas penyumbang inflasi terbesar secara year on year adalah bensin, beras dan rokok kretek filter,” ujar Asim.

Bensin mengalami inflasi year on year sebesar 28,53 persen dengan andil inflasi 0,9451 persen, beras 16,03 persen dengan andil 0,7330 persen dan Angkutan dalam kot 20,00 persen dengan andil 0,3122 persen.(jm)