Barometer.co.id-Manado. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Andry Prasmuko memaparkan cara meningkatkan perekonomian Sulut. Menurutnya, Sulut harus mengoptimalkan potensi yang sudah ada yaitu pertanian.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, ekonomi Sulawesi Utara pada tahun 2023 tumbuh 5,48 persen. Dan pangsa terbesar masih dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 20,45 persen. Sektor ini pada tahun 2023 tumbuh 4,47 persen.
“Kenapa kita berangan-angan bahwa kenapa kita tidak punya industri. Kenapa selalu begitu di dalam mindsetnya orang. Kenapa yang di depan mata ini tidak dioptimalkan. Sulut punya banyak kelapa, pala, lada dan lainnya. Ini yang harus dioptimalkan,” kata Andry kepada Barometer, Rabu (24/04/24).
Untuk kelapa misalnya. Untuk meningkatkan produktivitas, populasi kelapa harus diperbanyak dan kelapa yang sudah tua diganti dengan yang baru. Ini memang memerlukan proses, harus sabar karena tidak bisa instan.
“Dari hasil diskusi beberapa waktu lalu, ada perusahaan yang akan berinvestasi di Sulut untuk mengolah minyak kelapa. Jadi nantinya akan ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang ini,” katanya.
Dengan akan masuknya investor baru yang mengolah minyak kelapa, maka bahan baku tentunya harus tersedia dalam jumlah yang cukup. “Kelapa di sini harus disiapkan. Yang sudah tidak terurus, diurus lagi agar bisa berproduksi maksimal,” ujar Andry.
Ia mengatakan, nantinya memang akan mengarah ke industrialisasi tapi saat ini harus dimulai dengan mengoptimalkan potesi yang sudah ada. Selain Kelapa, potensi pertanian, khurusnya hortikultura dan perikanan juga besar. Tinggal bagaimana mengolahanya.
Hilirisasi
Andry mengatakan, Sulut juga bisa melakukan hilirisasi sektor pertanian untuk meningkatkan perekonomian. “BI aktif mendorong, terutama harus concern terhadap hilirisasi. Jadi tidak hanya di hulu saja. Tapi memang tidak harus langsung dan tidak semua daerah. Tinggal menunggu kapan seiring berjalannya waktu,” katanya.
Salah satu produk yang bisa dilakukan hilirisasi menurut Andry adalah pala yang saat ini pengolahannya masih semi tradisional. Dan kalau ada yang berinvestasi mestinya bisa dihilirisasi.
Untuk produk perikanan menurut Andry tidak semua harus dihilirisasi. “Tuna misalnya, kalau dihilirisasi justru harganya akan turun. Jadi dipilah-pilah mana yang perlu dihilirisasi,” ujarnya.(jou)