Barometer.co.id – Manado
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada jenjang pendidikan SMA/SMK negeri di Provinsi Sulut telah dibuka kembali, menyusul sejumlah sekolah yang dikabarkan masih belum mampu memenuhi kuota. Bahkan beberapa diantaranya tak ada siswa yang mendaftar.
Kebijakan ini diambil untuk memberi kesempatan kepada sekolah-sekolah yang masih memiliki kuota agar dapat menerima pendaftaran secara manual maupun online.
“Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Sulut sudah membuka kembali sistem SPMB mulai hari ini hingga Jumat, 4 Juli 2025,” ujar Kadis Dikda Sulut Dr Femmy J Suluh, Rabu (02/07).
Menindaklanjuti hal itu, pihak dinas sudah memberikan akses kembali ke sistem bagi panitia sekolah untuk menginput data siswa dari wilayah sekitar.
“Berdasarkan data yang ada di sistem, ada 22 SMA dan SMK negeri yang tidak memiliki pendaftar hingga batas akhir pendaftaran,” ujar kadis.
Ditambahkannya lagi, pihaknya sudah melakukan rapat zoom dengan seluruh kepala sekolah yang bersangkutan. Di mana, dari hasil rapat tersebut terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan tidak adanya pendaftar di sekolah-sekolah tersebut.
Pertama, secara administrasi pendaftaran belum tuntas. Jadi, beberapa calon siswa belum menyelesaikan proses unggah dokumen dan verifikasi berkas di sistem.
Faktor kedua, adalah keterlambatan publikasi oleh pihak sekolah. Di mana, beberapa sekolah dikabarkan tidak mempublikasikan informasi penerimaan siswa baru secara optimal, sehingga tidak terlihat aktif di sistem.
Adapun faktor ketiga adalah berupa kendala teknis dan infrastruktur. Pasalnya, sekolah-sekolah yang berada di wilayah terpencil mengalami gangguan akses internet sehingga tidak bisa memproses data secara online.
“Sebagian sekolah sebenarnya sudah menerima pendaftaran. Namun belum sempat melakukan input ke dalam sistem hingga batas waktu di tutup,” jelasnya.
Menyikapi kasus ini, kadis mendorong perlunya evaluasi menyeluruh terhadap proses SPMB online, terutama di daerah dengan keterbatasan akses internet.
“Selain itu, perlu peningkatan sosialisasi dan kapasitas sekolah dalam mengelola sistem digital agar proses penerimaan siswa baru dapat berjalan lebih merata dan transparan,” tandasnya.(eau)