Barometer.co.id-Manado. Provinsi Sulawesi Utara mengalami inflasi 0,07% pada bulan September 2025. Ada sejumlah faktor utama yang menjadi pendorong serta penahan inflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha mengatakan, komoditas yang menjadi pendorong inflasi yaitu cabai rawit yang mengalami inflasi 0,14%, tomat 0,10%, Daging Babi 0,08%, emas perhiasan 0,05% dan ikan Deho 0,05%.
“Pada bulan September 2025, harga komoditas cabai rawit dan tomat mengalami kenaikan karena stok yang mulai berkurang baik di petani maupun pedagang pasca panen pada bulan sebelumnya,” kata Aidil.
Sementara harga daging babi mengalami kenaikan karena stok daging babi yang berkurang di pedagang khususnya di Kabupaten Minahasa Selatan.
Sedangkan komoditas yang menjadi penahan inflasi atau yang mengalami deflasi adalah bawang merah 0,26%, beras 0,12%, daun bawang 0,03%, minuman ringan 0,02% dan Angkutan Udara 0,01%.
“Pada bulan September 2025, harga bawang merah mengalami penurunan karena stok bawang merah yang melimpah dari luar daerah bersamaan dengan adanya panen di wilayah Sulawesi Utara,” kata Aidil.
Sementara harga beras mengalami penurunan karena pasokan beras yang melimpah dan adanya intervensi pemerintah melalui penyaluran beras SPHP.
Aidil mengatakan, dengan terjadinya inflasi 0,07% pada bulan Semptember, maka inflasi year on year Sulut sebesar 1,57% dan inflasi year to date 1,01%.(jou)