Manado-Penerbangan langsung ke Jepang untuk mengangkut produk ekspor Sulut dan provinsi sekitar kembali akan dilakukan pada Rabu (30/09) malam ini. Setelah pada edisi perdana mengankut 10,350 ton, maka hari ini komoditas yang akan diangkut sebanyak 16,5 ton yang berarti mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.
“Komoditas ekspor yang akan diangkut pada penerbangan Garuda Indonesia ke Jepang Rabu malam sebanyak 16,5 ton. Komoditas yang dieskpor berupa Ikan dan Bawang Merah,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Edwin Kindangen.
Baca juga
Penerbangan Manado-Jepang Dibuka, Daya Saing Produk Perikanan Sulut Meningkat
Lobi Olly, 10 Ton Ikan dari Empat Provinsi Diekspor Melalui Manado
Direct Call ke Jepang, Eksportir Bisa Hemat Biaya Logistik 50%
Komoditas tersebut menurutnya berasal dari Manado dan Ambon. Dari Ambon berupa ikan sebanyak 8,5 ton, sedangkan dari Manado, Ikan Tuna 7 ton dan bawang merah 1 ton. “Khusus untuk bawang merah, ini merupakan pertama kalinya Sulawesi Utara mengekspor komoditas tersebut,” katanya.
Meningkatnya jumlah komoditas yang diangkut, menandakan pengusaha perikanan maupun pertanian di Sulawesi Utara dan provinsi tetangga seperti Maluku menyambut positif direct call ini. Sebab seperti diketahui, sebelum adanya penerbangan langsung ini, produk perikanan Sulut yang akan diekspor ke Jepang harus melalui bandara Soekarno Hatta atau Ngurah Rai Bali. Di mana hal tersebut membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar.
Ke depan, bukan tidak mungkin komoditas yang diangkut akan lebih banyak dan bervariasi. Sebab pada penerbangan perdana pekan lalu, Sulut juga mengirim sample 10 hasil pertanian Sulut, yaitu nanas, lada, kunyit, bawang merah, kencur, lengkuas, bunga pala, vanila, daun pandan dan sereh. “Jika nanti dari hasil sample tersebut memenuhi kebutuhan dan standar di Jepang, maka produk pertanian tersebut akan bisa ikut diekspor pada penerbangan langsung Garuda ini,” kata Kindangen.(jma)