Manado-Provinsi Sulawesi Utara mengalami resesi setelah pada dua triwulan berturut-turut, pertumbuhan ekonomi negatif. Pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan II 2020, -3,89 persen (year on year), dan pada triwulan III tumbuh -1,83 persen (year on year). Kondisi ini tidak lepas dari adanya pandemi Covid-19 yang membuat banyak sektor terpukul.
Sektor yang mengalami kontraksi paling dalam adalah Akomodasi dan Makan Minum yang pada triwulan III tumbuh -32 persen. Selain itu, sektor Jasa Lainnya -19,60 persen, transportasi dan pergudangan -16,47 persen, Jasa Perusahaan -7,83 persen, Kontsruksi -6,30 persen, Pertambangan dan Penggalian -5,05.
“Tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu akomodasi, Jasa lainnya, dan Transportasi berhubungan erat dengan aktivitas pariwisata yang di masa pandemi Covid-19 sangat terpukul. Selama masa pendemi Covid-19 ini, wisatawan yang berkunjung ke Sulut sangat sedikit,” kata Plh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Norma Regar Kamis (05/11/20).
Sedangkan sektor yang tumbuh positif adalah Informasi dan Komunikasi sebesar 9,95 persen, Pengadaan Listrik dan Gas 9,62 persen, Pengadaan Air 7,32 persen, Industri Pengolahan 5,14 persen, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4,91 persen, Jasa Keuangan dan Ausransi 4,11 persen, Real Estate 2,16 persen dan Jasa Pendidikan 0,99 persen.
“Sektor Informasi dan Komunikasi tumbuh paling tinggi, sebab banyak masyarakat yang menerapkan work from home dan school from home. Masyarakat yang banyak tinggal di rumah juga membuat mereka lebih sering mengakses internet dari rumah termasuk menonton film. Hal ini membuat kebutuhan akan data internet meningkat tajam dan menyebabkan sektor Informasi dan Komunikasi tumbuh paling tinggi,” ujar Norma.
Dijelaskannya, sumber pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara menurut Lapangan Usaha yang paling besar dari sektor Pertanian sebesar 0,94 persen, Infokom 0,47 persen dan Industri Pengolahan 0,46 persen. Sementara yang menyumbang kontraksi paling besar adalah transportasi sebesar -1,47 persen.
Namun walaupun secara year on year Ekonomi Sulut tumbuh minus 1,83 persen, namun secara triwulan tumbuh positif 7,10 persen. Dan sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 34,14 persen, diikuti Transportasi 26,96 persen dan konstruksi 14,55 persen dan Jasa Lainnya 8,95 persen.
“Tingginya pertumbuhan sektor Akomodasi memperlihatkan sudah banyak hotel yang kembali beroperasi. Begitu juga dengan transportasi, masyarakat mulai banyak yang melakukan perjalanan. Sebaliknya, aktivitas yang sudah mulai banyak dilaksanakan di luar rumah dan secara tatap muka menyebabkan pertumbuhan lapangan usaha Informasi dan Komunikasi mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya, yakni minus 3,55 persen.(jm)
Berita terkini:
- Pertamina Patra Niaga Sulawesi Hadapi Tantangan dan Cuaca Ekstrem Pastikan Ketersediaan BBM di Sitaro
- BPK Beri Catatan Atas Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Sulut
- Pakar Sebut Status Tersangka Hasto Kristiyanto Sebagai Kemajuan Kasus
- Jokowi: Penetapan Hasto Sebagai Tersangka KPK Itu Proses Hukum
- Wapres Gibran Ucapkan Selamat Natal, Berharap Cinta Kasih untuk Semua