Cari Komoditas Baru, Karantina Pertanian Manado Gelar Safari Ekspor

Barometer.co.id-Manado. Karantina Pertanian Manado menargetkan penambahan ragam komoditas ekspor di Sulawesi Utara. Guna mencapai tujuan tersebut, Karantina Pertanian Manado melakukan safari ke daerah yang memiliki potensi komoditas pertanian unggulan untuk ekspor.

“Kami akan melakukan safari ekspor, berkeliling ‘blusukan’ di kabupaten di Sulawesi Utara yang memiliki potensi komoditas pertanian unggulan. Kami akan eksplorasi menjadi komoditas unggulan ekspor baru dari Sulut,” ujar Donni Muksydayan Kepala Karantina Pertanian Manado melalui keterangan tertulis (01/03).

Ia mengungkapkan tahap pertama safari ekspor telah dilaksanakan di Kota Tomohon dan Kabupaten Bolang Mongondow Timur. Kedua daerah tersebut banyak menghasilkan berbagai ragam jenis komoditas dari bawang, porang hingga komoditas bunga krisan. “Saat ini kami sedang lakukan pendampingan untuk pengembangan ekspor bunga krisan asal Tomohon,” katanya.

Menurut Donni, hal ini sejalan dengan langkah operasional yang ditetapkan Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, PhD.

Dengan kunjungan lapangan ini pihaknya dapat melakukan edukasi secara langsung kepada para pelaku usaha dan petani mengenai peluang pasar ekspor dan bagaimaan mempersiapkan persyaratan menembus negara tujuan ekspor.

“Pasarnya sudah ada, selanjutnya kami akan fasilitasi para eksportir berupa pendampingan agar komoditas yang akan diekspor sesuai standar persyaratan negara tujuan. Apalagi sekarang sudah tersedia mode transoportasi udara langsung ke Jepang dan Cina, tentu hal ini akan menambah kemudahan bagi para pelaku usaha untuk ekspor secara langsung,” papar Donni.

Donni menambahkan, saat ini merupakan tahun kedua upaya peningkatan ekspor pertanian dengan program yang digagas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks).

Pada periode Januari-Februari 2021, sertifikasi ekspor didominasi oleh komoditas olahan kelapa mulai dari bungkil kelapa, air kelapa, kelapa parut, minyak kelapa, hingga santan kelapa dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 786,5 miliar.(jm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *