Barometer.co.id-Manado. Dua kota di Sulawesi Utara yakni Manado dan Kotamobagu mengalami inflasi pada bulan Juli 2022. Inflasi di Kota Manado sebesar 0,72 persen dan di Kota Kotamobagu 0,68 Persen. Di Kota Manado, penyumbang inflasi terbesar adalah Angkuta Udara.
Kepala Badan Pusta Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra mengatakan, inflasi yang terjadi di Kota Manado karena adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,11 di Juni 2022 menjadi 111,91 pada Juli 2022.
“Dari sebelas kelompok pengeluaran di Kota Manado, lima kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks, satu kelompok mengalami penurunan dan lima kelompok lainnya cenderung stagnan,” kata Asim.
Kelompok yang mengalami peningkatan indeks terbesar yaitu transportasi sebesar 5,23 persen. Kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks namun berada di bawah 0,20 persen. Satu kelompok mengalami penurunan indeks yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,10 persen.
Asim mengatakan, komoditas penyumbang inflasi terbesar yaitu angkutan udara sebesar 0,6254 persen, bawang merah 0,2938 persen, air kemasan 0,0396 persen, pepaya 0,0282 persen dan ikan mujair 0,0155 persen.
Sedangkan penyumbang deflasi terbesar yaitu tomat -0,1643 persen, pisang -0,0536 persen, minyak goreng -0,0325 persen, bawang putih -0,0255 persen dan ikan cakalang -0,0215 persen.
Di kota Kotamobagu, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah Bawang Merah 0,6515 persen sedangkan komoditas penyumbang deflasi terbesar adalah tomat -0,1675 persen.
“Secara nasional, semua kota mengalami inflasi dan tidak ada yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 2,27 persen,” kata Asim.
Sampai dengan bulan Juli 2022, inflasi tahun kalender di Kota Manado telah mencapai 3,09 persen dan inflasi year on year 3,95 persen. Sedangkan di Kota Kotamobagu, inflasi tahun kalender 3,78 dan inflasi year on year 4,29 persen.(jm)