Barometer.co.id-Manado. Pada bulan Juni 2023, Kota Manado mengalami inflasi 0,11 persen, inflasi tahun kalender 1,05 persen dan inflasi year on year (yoy) sebesar 2,68 persen. Penyumbang inflasi terbesar secara year on year (yoy) pada bulan Juni yaitu bensin sebesar 0,9505 persen. Sebaliknya komoditi penyumbang deflasi terbesar yaitu cabai rawit sebesar 0,5429 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra mengatakan, selain bensin, komoditi penyumbang inflasi terbesar berikutnya adalah beras sebesar 0,7448 persen, angkutan dalam kota 0,3133 persen, nasi dan lauk 0,1311 persen dan angkutan udara 0,1224 persen.

“Secara year on year, pada bulan Juni 2023 bensin telah mengalami inflasi sebesar 28,63 persen, beras 16,23 persen dan angkutan dalam kota 20,00 persen,” kata Asim.

Asim mengatakan, sari sebelas kelompok pengeluaran di Kota Manado, secara year on year (yoy) delapan kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks, dan kelompok transportasi menjadi yang terbesar yakni 12,23 persen.

Pada bulan Juni 2023, komoditas yang menjadi pendorong inflasi terbesar yaitu Angkutan Udara 0,3631 persen, Tomat 0,0512 persen dan Daging Ayam Ras 0,0284 persen. Sedangkan komoditas penahan inflasi adalah Bawang Merah 0,1077 persen, Ikan Deho 0,0682 persen dan Ikan Malaliugis 0,0568 persen.

Sementara di Kota Kotamobagu, pada bulan Juni 2023 terjadi inflasi 0,08 persen. Komoditas dengan andil inflasi terbesar adalah bensin mencapai 1,1294 persen, beras 0,5478 persen, rokok putih 0,4384 persen, Rokok kretek filter 0,3627 persen dan Bahan bakar rumah tangga 0,3232 persen.

Untuk andil komoditas pendorong inflasi di Kota Kotamobagu pada bulan Juni 2023 yakni kangkung 0,0309 persen, Tomat 0,0296 persen dan telur ayam ras 0,0245 persen. Sementara andil komoditas penahan inflasi adalah Cakalang diawetkan 0,0891 persen, Bawang merah 0,0662 persen dan Ikan Cakalang 0,0317 persen.(jm)