Barometer.co.id-Manado. Memasuki bulan ketiga tahun 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara kembali mengalami penurunan. Bahkan penurunan NTP pada bulan Maret dibanding Februari cukup tinggi, yakni mencapai 2,84 persen (month to month/mtm). NTP Sulut pada bulan Maret pun menjadi 111,88.
“Perubahan NTP dikarenakan nilai Indeks Harga yang diterima Petani (It) mengalami penurunan, sementara nilai Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan. Indeks Harga yang diterima Petani (It) turun sebesar 1,21 persen sementara Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) naik sebesar 1,67 persen,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik Sulut, Asim Saputra.
Ia mengatakan, NTP secara Year to Data (YTD) atau tahun kalender mengalami penurunan sebesar 0,85 persen. Sedangkan NTP secara Year on Year (YoY) atau tahun ke tahun mengalami kenaikan sebesar 5,44 persen.
Dari lima subsektor NTP, empat di antaranya mengalami penurunan dan hanya satu yang mengalami kenaikan. NTP Tanaman Pangan pada Februari 116,83, turun 1,41 persen menjadi 115,19 pada Maret. NTP Hortikultura pada Februari 149,96 turun 11,22 persen pada bulan Maret menjadi 133,13. NTP Tanaman Perkebunan Rakyat pada Februari 108,82, turun 2,30 persen menjadi 106,32 pada Maret. NTP Perikanan pada Februari 108,20 turun 0,84 persen menjadi 107,29 pada Maret.
NTP Perikanan terbagi dua, yakni Nelayan dan Pembudidaya Ikan. NTP Nelayan pada Februari 109,25, turun 0,87 persen menjadi 108,31 pada bulan Maret. NTP Pembudidaya Ikan pada Februari 96,71 turun 0,49 persen menjadi 96,24 pada bulan Maret.
Dan satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan, yaitu NTP Peternakan pada Februari 107,76 naik 3,53 persen menjadi 111,56 pada bulan Maret.
NTP di Pulau Sulawesi yang tertinggi di Sulawesi Barat sebesar 138,37, kemudian Sulawesi Tengah 119,13, Sulawesi Selatan 119,04, Sulawesi Utara 111,88, Sulawesi Tenggara 110,86 adan Gorontalo 107,94.(jou)