Barometer.co.id-Manado. Deflasi kembali terjadi di Sulawesi Utara pada bulan Mei 2024, sebesar 0,07 persen secara month to month (mtm). Sementara inflasi year on year sebesar 4,15 persen dan inflasi year to date 0,11 persen.
“Untuk ketiga kalinya pada tahun 2024 ini, Provinsi Sulawesi Utara mengalami deflasi. Sebelumnya deflasi terjadi pada bulan Januari dan Februari,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra saat menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (03/06/24).
Asim mengatakan, komoditas pendorong inflasi secara month to month pada Mei 2024 yaitu Tomat sebesar 0,31 persen, Cabai Rawit (0,08 persen), Daging Babi (0,05 persen), Semangka (0,04 persen) dan Emas Perhiasan (0,04 persen). Sedangkan komoditas penahan inflasi yaitu Beras sebesar -0,29 persen, Angkutan Udara (-0,13 persen), Ikan Malalugis (0,05 persen), Ikan Deho (0,03 persen) dan Bawang Merah (0,03 persen).
Secara year on year, Sulawesi Utara mengalami inflasi 4,15 persen, menurun dibanding bulan April yang sebesar 4,24 persen. Namun masih lebih rendah dibanding Januari hingga Maret yang berada di bawah 4 persen, yakni masing-masing 3,81 persen, 3,55 persen dan 3,82 persen.
“Kelompok pengeluaran dengan inflasi tahun tertinggi yaitu Makanan, miuman dan tembakau yang mencapai 10,85 persen. Andil terhadap inflasi tahunan pun menjadi yang tertinggi yakni sebesar 3,35 persen dari inflasi tahunan Sulut 4,15 persen,” jelas Asim.
Komoditas yang menjadi pendorong inflasi year on year yaitu Daging Babi sebesar 0,94 persen, Beras (0,83 persen), Cabai Rawit (0,79 persen), Tomat (0,31 persen) dan Angkutan Udara (0,24 persen). Sementara komoditas penahan inflasi terbesar yaitu Ikan Tude (-0,12 persen), Ikan Malalugis (-0,12 persen), Minyak Goreng (-0,08 persen), Air Kemasan (-0,08 persen) dan Ikan Deho (-0,07 persen).(jou)