Barometer.co.id-Banda Aceh. Atlet Soft Tenis Sulawesi Utara, Anadeleyda Kawengian sukses mengembalikan pamornya sebagai atlet level nasional. Comeback-nya atlet yang mulai berkiprah di cabang olahraga tenis lapangan sejak usia sekolah tersebut setelah ia membuktikan sebagai yang terbaik kedua di iven paling bergensi di Bumi Nusantara, yakni PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Keberhasilan Anna meraih medali perak usai dikalahkan Alif Nafiiah dari Jawa Tengah di partai final tunggal putri Cabor Soft Tenis PON XXI/2024 di Lapangan Tenis Markas Polisi Daerah (Mapolda) Aceh, Sabtu (14/09) membuka peluang untuk bisa Kembali masuk dalam skuad nasional pada iven level international seperti SEA Games bahkan Asian Games.
Meski sebelumnya telah unggul 2-0 pada partai final, Anna Kawengian harus mengakui lawannya yang memang masih eksis mengikuti iven level nasional. Sementara Anna setelah berhasil mendulang medali perak di nomor beregu putri SEA Games Philipina Tahun 2019, memilih istirahat dengan alasan membina keluarga baru.
Seusai pertandingan, Anna mengaku kehilangan momentum saat ia telah unggul 2-0. Penyebabnya, sang lawan pada posisi tertinggal 0-2 langsung mengubah pola permainan dan menekan Anna lewat permainan relly yang dikombinasikan dengan dropp shot di depan net. Ternyata, strategi lawan terlambat diantisipasi Anna sehingga ia terkesan mengikuti pola permainan lawan.
“Olahraga Soft Tenis memang berbeda dengan Tenis karena poinnya cepat. Nah lawan ternyata ketika tertinggal 0-2 langsung mengubah planning. Ketika saya belum sempat mengubah planning, justru lawan terus mengumpulkan poin hingga merebut kemenangan,” jelas Anna seusai pertandingan.
Kendati harus puas dengan medali perak, Anna mengaku tetap bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pengurus Pesti Sulut bahkan keluarganya yang memberikan dukungan moril dalam perjuangannya mengembalikan prestasi nasional lewat iven PON XXI/2024. “Pertama saya bersyukur kepada Tuhan. Hasil medali perak yang saya peroleh saat ini patut saya syukuri,” tukas Anna.
Sementara itu, Ardiles Pericles sebagai pembina Pengprov Pesti Sulut mengakui permainan Ana di dua babak sangat baik namun berubah setelah itu. “Kalau bicara kualitas keduanya setara tapi yang membedakan ialah momentum,” ujar Ardilles.
Pada bagian lain, Ketua Umum Pengprov (Pesti) Sulawesi Utara, Wong Kwe Chen, yang bertindak sebagai pelatih Bersama David Kalalo mengatakan, meskipun menyesali gagal meraih emas namun capaian Anna membanggakan. “Anna sempat vakum cukup lama, jadi hasil medali perak yang dicapai di PON XXI patut disyukuri,” jelas Wong.(dni)