Barometer.co.id-Banda Aceh. Hingga satu hari menjelang penutupan PON XXI/2024, Kontingen Sulut telah mengantongi 10 medali emas, 13 perak dan 18 perunggu.
Dua cabang olahraga yakni Hapkido dan Tinju masing masing mempersembahkan 3 medali emas dan 2 perak. Dari 3 emas Hapkido ada cewek belia Glorya Venaya Emely Muntu. Sementara 3 emas Tinju satu diantaranya disumbangkan cewek cantik Israellah Bonita Athena Saweho.
Dua atlet berusia 19 Tahun ini telah sukses mengantarkan Kontingen Sulut masuk dalam jajaran 20 besar pengumpul medali terbanyak pada pesta olahraga paling akbar di Bumi Nusantara. Perjalanan keduanya untuk mencapai puncak prestasi emas bukanlah perkara mudah.
Sebab, dalam persiapan menuju PON XXI lewat TC yang cukup lama, keduanya sukses karena mendahulukan karir ketimbang harus hura hura menikmati masa remaja. Tidak gampang untuk bisa meraih prestasi di cabang olahraga berkelahi atau bela diri.
Topangan kedua orang tua, yang memang taat beribadah, benar benar dan terus mengedepankan Tuhan dalam setiap aktivitas latihan, mampu meredam gejolak masa remaja Glorya dan Aella.
Jika melihat usia mereka berdua yang sama sama di angka 19 Tahun, suatu hal yang luar biasa karena mampu mengedepankan prestasi olahraga daripada menerima godaan zaman now yang sarat dengan tawaran tawaran mengasikan tapi hanya bersifat sesaat.
Glorya, cewek kelahiran Tondano Minahasa, 30 Maret 2005 menjadi pembuka kran medali emas Kontingen Sulut di GOR KONI Aceh, tempat atau venue Cabor Hapkido. Putri seorang gembala tersebut melewati dua pertandingan dengan tenang diselingi senyuman.
Di depan Ketua Umum KONI Sulut, Drs. Steven Kandouw, yang notabene Wakil Gubernur Sulut, Ketua Kontingen Brigjen TNI Martin Turnip, yang juga adalah Danrem 131 Santiago serta puluhan Ofisial Kontingen Sulut, yang menyaksikan langsung partai final Cabor Hapkido, sosok Glorya mampu mengatasi tekanan mental saat posisi poin berimbang di penghujung pertandingan babak final hingga akhirnya menjadi penyumbang medali emas pertama Kontingen Sulut.
Kondisi yang sama juga terjadi di venue Tinju yang berada di Kampus Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar. Israellah Bonita Athena Saweho, menjadi pembuka kran emas bagi Kontingen Sulut di Wilayah Sumatera Utara.
Putri cantik dari pasangan Bonyx Jusack Saweho, atlet tinju terakhir Indonesia yang tampil di Olimpiade Athena 2004 dan Pengky Simbar, peraih emas Sea Games dan PON Kaltim 2008, seakan tak terpengaruh oleh tekanan lawan yang juga adalah petinju tuan rumah di final.
Bertanding taktis sepanjang dua ronde awal, Aella berhasil menghentikan perlawanan tuan rumah di penghujung ronde ketiga. Kemenangan Aella disambut sukacita para ofisial Sulut termasuk Ketua Kontingen Brigjen TNI Martin Turnip dan Ketua DPRD Sulut, Andy Silangen yang tak henti hentinya mensuport perjuangan Aella.
Seperti halnya Glorya di Cabor Hapkido, Aella juga adalah petinju yang masih berusia 19 Tahun. Atlet kelahiran Manado 21 November 2004 tersebut mampu mengendalikan mental untuk memberikan yang terbaik bagi Kontingen Sulut di PON XXI/2024.
Hasil yang dicapai Aella meneruskan prestasi sang papa dan mama, Bonyx Saweho dan Pengky Simbar. Sebab, Bonyx dan Pengky adalah peraih medali emas di PON Kaltim 2008. Menariknya hasil emas yang diukir Bonyx dari Cabor Tinju dan Pengky (Pencak Silat) terjadi setelah keduanya menikah dan sudah memiliki putri Israellah Bonita Athena Kini, setelah 18 Tahun silam, Bonyx dan Pengky menyaksikan sukses sang putri naik podium mengulangi hasil yang mereka capai di Kaltim 2008 lalu.(denny)