Barometer.co.id-Manado. Industri pembiayaan di Sulawesi Utara Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) mengalami pertumbuhan positif pada posisi September 2024. Total Pembiayaan yang Disalurkan (PYD) mencapai Rp12,76 triliun, tumbuh 16,35 persen (yoy), lebih tinggi dibanding periode sebelumnya 10,62 persen (yoy).

PYD di Sulut sebesar Rp7,87 triliun, kemudian di Gorontalo Rp2,42 triliun dan Malut Rp2,47 triliun. Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut, Robert Sianipar mengatakan, Provinsi Sulut memang masih menjadi yang terbesar dalam Pembiayaan yang Disalurkan oleh industri pembiayaan. “Pertumbuhan pembiayaan di Sulutgomalut yang sebesar 16,35 persen lebih tinggi dari nasional yang berada di angka 8,95 persen,” kata Sianipar.

Ia mengatakan, tiga jenis pembiayaan di Sulutgomalut yaitu, Multiguna yang mencapai Rp6,81 triliun, Investasi Rp3,69 triliun dan Modal kerja Rp1,52 triliun. Dari jumlah tersebut, pembiayaan multiguna di Sulut mencapai Rp4,69 triliun, Gorontalo Rp1,27 triliun dan Maluku utara Rp850 miliar. Sedangkan di sektor investasi, pembiayaan di Sulut sebesar Rp2 triliun, Gorontalo Rp572,69 miliar dan Maluku Utara Rp1,1 triliun. Kemudian di sektor modal kerja, di Sulut Rp969,52 miliar, di Gorontalo Rp314,58 miliar dan Maluku Utara Rp235,36 miliar.

Selain pertumbuhan PYD yang positif, Non Performing Financing (NPF) di Sulutgomalut juga mengalami kinerja yang baik. NPF perusahana pembiayaan di Sulutgomalut pada September 2024 sebesar 2,32 persen, menurun dibanding periode sebelumnya yang sebesar 2,73 persen. Angka ini juga lebih rendah dibanding nasional yang sebesar 2,62 persen.

“Kinerja industri pembiayaan tetap sehat, tercermin dari pertumbuhan pembiayaan yang positif serta penurunan rasio NPF. Secara umum, OJK terus memantau berbagai risiko yang dapat memengaruhi kinerja sektor jasa keuangan di masa mendatang,” ujar Sianipar.(jou)