Barometer.co.id-Manado. Deflasi kembali terjadi di Sulawesi Utara pada bulan Februari 2025, yakni 0,53 persen secara month to month (mtm) atau bulanan, serta 0,15 persen secara tahunan. Faktor utama penyebab deflasi adalah diskon tarif listrik yang masih berlaku pada Februari 2025.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha menyampaikan, secara bulanan, andil inflasi komoditas tarif listrik yang berada pada kelompok pengeluaran Perumahan, Listrik dan Bahan bakar Rumah Tangga mencapai 0,54 persen. Seperti diketahui, pemerintah memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pemakaian listrik bulan Januari dan Februari 2025.
“Komoditas ini sendiri mengalami deflasi bulanan tertinggi dibanding kelompok lainnya yakni 3,82 persen,” kata Aidil, Senin (03/03/25).
Komoditas yang turut berperan cukup besar terjadinya deflasi pada Februari adalah daging babi dengan andil 0,16 persen. Sedangkan komoditas lainnya memberikan andil di bawah 0,1 persen, yakni angkutan udara, daging ayam ras dan ikan cakalang.
Deflasi yang cukup dalam juga terjadi pada Kelompok pengeluaran Rekreasi, olahraga dan budaya yakni 2,63 persen, namun kontribusi terhadap terjadinya deflasi hanya 0,04 persen.
Aidil mengatakan, Sulawesi Utara memang mengalami deflasi pada Februari 2025, namun untuk kelompok Makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dan memberi andil inflasi 0,11 persen.
“Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah tomat yakni sebesar 0,50 persen. Sedangkan komoditas lainnya hanya memberi andil di bawah satu persen, yakni cabai rawit, beras, emas perhiasan dan mobil,” ujar Aidil.
Dengan deflasi yang terjadi pada bulan Januari dan Februari, Sulut mengalami deflasi 1,62 persen secara tahun kalender.(jou)