Barometer.co.id-Manado. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa peredaran uang palsu menunjukkan tren menurun. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Joko Supratikto mengatakan, pada tahun 2024, rasio uang palsu secara Nasional berada di level 4 lembar per satu juta lembar uang beredar (4 ppm), lebih rendah dibandingkan 2023 sebesar 5 ppm.
“Penurunan ini merupakan hasil dari peningkatan kualitas uang Rupiah melalui bahan dan teknologi cetak modern dengan fitur pengaman mutakhir, serta edukasi publik yang masif dan sinergi erat seluruh unsur Botasupal (Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu),” kata Supratikto.
Sebagai otoritas yang berwenang, BI melalui Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BICAC) melakukan klarifikasi keaslian uang bagi masyarakat dan aparat penegak hukum. BI juga menugaskan tenaga ahli untuk mendukung proses penyidikan dan persidangan tindak pidana uang palsu, sebagai langkah represif guna menegakkan hukum dan mendorong penjatuhan sanksi yang maksimal kepada pelaku.
Supratikto mengatakan, upaya pre-emtif dan preventif yang dilakukan BI telah mendapatkan pengakuan internasional. Uang Rupiah Tahun Edar (TE) 2022 meraih penghargaan Best New Banknote Series pada IACA Currency Awards 2023, dan pecahan Rp50.000 TE 2022 meraih peringkat ke-2 dunia kategori World’s Most Secure Currencies versi BestBrokers pada November 2024.(jou)