Barometer.co.id-Amurang. Dimasa pademi Covid 19 masuk sampai saat ini dampaknya bagi perekonomian masih terasa.  Ini dibuktikan dari omset atau pendapatan para pedagang di pasar 54 Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) masih saja lemah.

Seperti dituturkan Erniwati Umar warga Kelurahan Ranoyapo, Kecamatan Amurang yang berdagang  bawang, rica, tomat (Barito) dan bumbu lainnya di Pasar Amurang. Omsetnya berjualan belum juga membaik dibandingkan sebelum Covid. 


“Dari awal tahun kemarin datangnya wabah pademi covid 19 hingga kini omset kami mengalami penurunan hingga lebih dari 50 persen. Satu contoh tadinya para pengecer biasanya ambil batang bawang 20 bal hingga 50 tetapi sekarang hanya 5 bal hingga 8 bal saja,. Sedangkan pembeli langsung membeli hanya untuk kebutuhan yang digunakan saja, tidak mau menyetok di rumah, mungkin karena keadaan ekomomi sekarang,” ujar Erni.


Untuk menyiasatinya agar dirinya tetap berjualan yakni dengan cara membeli bahan-bahan dagangannya baik Barito maupun sayur mayur, dirinya membatasi dari volume. Jangan sampai belum laku kemudian busuk sehingga dirinya akan merugi.


“Makanya tidak berani menyetok banyak, karena saya juga takut rugi selain itu saya masih  ada tanggungan bayar cicilan di bank. Makanya saya membeli bahan-bahan dagangan sesuai kebutuhan para pengecer dan lebihnya untuk dijual langsung ke sipembeli,” terangnya.


Lanjut dikatannya, suatu kali pernah mengalami kekurangan modal dan harus membayar cicilan ke bank,” karena modal saya mulai berkurang, dan ada cicilan ke bank saya terpaksa menjual barang perhiasan seberat 100 gram, uangnya saya bagi setengah buat tambah modal dan stengah hasil jual perhiasan bayar bank,”ungkap Erni.(jim)