Barometer.co.id-Manado. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut kembali menggelar Pasar Lelang Komoditi Agro (PLKA), Rabu (21/04) di hotel Gran Puri Manado. Nilai transaksi yang dibukukan pada PLKA kali ini sebesar Rp1,025 miliar. Gubernur Sulut, Olly Dondokambey pun berahap, PLKA ini dapat menghasilkan produk untuk ekspor.
“Saya mendapat titipan dari pak Gubernur yang berharap agar PLKA ini dapat menghasilkan produk untuk ekspor. Sebab saat ini ada penerbangan langsung ke Jepang setiap hari Rabu. Petani yang memiliki komoditas ekspor dapat memanfaatkan penerbangan ini untuk mengekspor hasil pertaniannya. Begitu juga dengan UMKM,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen.
Selain mengajak peserta PLKA menghasilkan produk ekspor, Kindangen juga mengatakan PLKA ini digelar bukan hanya untuk peserta yang hadir, namun juga untuk memenuhi kebutuhan di Sulawesi Utara. Terutama untuk komoditas jagung yang banyak dibutuhkan oleh peternak di Sulut yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
“Kami mengimbau petani jagung agar menjual hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan di provinsi Sulut. Sebab jagung banyak dibutuhkan oleh peternak di Sulut untuk kebutuhan pakan ternak, ” kata Kindangen yang didampingi Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Ronny Erungan.
Ia mengatakan, beberapa waktu lalu para peternak datang ke kantornya dan mengeluhkan sulitnya mencari jagung untuk pakan ternak. Jagung dari Sulut menurut Kindangen selama ini memang dijual ke daerah lain. Namun ia mengatakan petani jagung sudah mengatakan bersedia menjual hasil pertaniannya di Sulut dengan harga yang sama dengan di daerah lain.
PLKA periode ketiga ini diikuti oleh 37 peserta dengan berbagai produk, mulai dari hasil pertanian seperi jagung, cabai, jahe, bawang, hingga produk makanan ringan yang dihasilkan oleh UMKM. Produk UMKM yang mengikuti kegiatan ini bahkan ada yang sudah menembus pasar luar negeri.
Ia mengatakan, di Indonesia, tidak semua provinsi mampu menggelar PLKA ini secara rutin. Sementar Sulut tetap menggelar kegiatan ini secara rutin. Walaupun nilai transaksi saat ini berlum terlalu besar, namun harapannya ke depan akan semakin banyak pihak yang terlibat dan nilai transaksi menjadi lebih besar.
“Sebenarnya pada PLKA kali ini kami mengundang pedagang dari luar Sulut untuk mengikuti kegiatan ini. Mereka pun sudah menyatakan kesediaannya untuk datang. Namun ternyata ada halangan mendadak yang menyebabkan mereka tidak bisa datang. Padahal kami juga sudah mengundang secara khusus petani dan pedagang besar untuk hadir pada PLKA ini,” ujar Kindangen.
Transaksi terbesar pada PLKA ini terjadi pada komoditi jagung dengan nilai Rp1 miliar. Sementara komoditi lainnya yang ditransaksikan adalah Gula aren 300 bungkus, Kacang sangrai 550 bungkus dan Kripik pisang 5 pak.(jm)