Barometer.co.id – Amurang. 1 Juni 2021 oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menetapkan sebagai hari lahir Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Bahkan Presiden menentapkan sebagai hari libur Nasional.

Memperingati hari kelahiran tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan (Minsel), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) juga menggelar upacara. 
Ada hal unik pada upacara yang dihadiri peserta secara terbatas karena masih adanya Pendemi Covid. Seluruh peserta yang terdiri dari pejabat lingkup Pemkab Minsel mengenakan pakaian adat.  Termasuk Bupati Franky Donny Wongkar dan Wakil Bupati Petra Yani Rembang.

Bupati dan Wakil Bupati memilih baju adat dengan warna yang berbeda. Pada kesempatan tersebut bupati memilih pakaian adat dengan dominasi berwarna hitam dan strip emas. Sedangkan Wakil Bupati memilih warna merah.

Pada kesempatan tersebut Bupati menyampaikan peringatan ini dapat dijadikan momentum bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk di Minsel mengimplementasikan Pancasila. Khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Ini adalah momentum yang sangat tepat. Bagaimana kita menerapkan Pancasila yang merupakan dasar negara pada seluruh aspek. Terutama dalam berbangsa dan bernegara. Tiap sila yang ada harus benar-benar menjadi panduan,” paparnya.

Dia juga mengatakan hari lahir Pancasila dapat dijadikan momentum membangun bangsa. “Bagaimana kita mengamalkan dengan merawat Bhineka Tungga Ika demi mencapai kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Dikatakannya juga saat ini kita sedang diuji dengan berbagai persolan. Seperti Pendemi Covid yang masih belum berakhir.  Namun dengan berpegang pada Pancasila dia berkeyakinan dapat bertahan.

“Dengan berpegang pada nilai-nilai Pancasila, yang di dalamnya ada persatuan dan gotong-royong, maka kita akan bisa melewati masa-masa sulit ini, dan akan keluar menjadi pemenang,” papar Franky Wongkar.

Dia juga menuturkan sangat beruntung memiliki Pancasila di tengah Indonesia yang majemuk. “Bangsa Indonesia, mendapatkan harta warisan yang tak ternilai harganya oleh para pendiri bangsa, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945,” imbuhnya.(jim)