Barometer.co.id – Amurang.
Program bank sampah dan Cafe Pejuang Lingkungan yang diluncurkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Minahasa Selatan (Minsel) menarik perhatian masyarakat. Bukan hanya warga dewasa, program ini juga menarik bagi bocah-bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Seperti tampak saat media harian ini mengunjungi Cafe Pejuang Lingkungan dan Bank Sampah Kace kai Ang yang berada di halaman samping Kantor DLH. Enam bocah dengan karung dan kotak kardus penuh terisi botol minuman dalam kemasan. 

Keenam bocah masing-masing bernama Miracle (11) Juna (6), Derren 7, Jovania (10), Lionel (10) dan Cinta (10) kompak menjawab mereka bermaksud menukarkan botol yang mereka kumpulkan ke bank Sampah, sekaligus menyicipi sajian di Cafe Pejuang Lingkungan.

“Kebetulan torang so pulang sekolah, kong terus kemari mo tukar botol-botol bekas yang sudah torang kumpul dari jalan dan tempat-tempat kos. Sebelumnya torang so cuci lebe dulu ini botol-botol baru bawa kamari,” ujar Miracle mewakili teman-temannya.

Mereka juga mengatakan mengetahui ada bank Sampah dan Cafe Peduli Lingkungan dari media sosial (Medsos). Selain itu juga melihat langsung pengumuman yang ada di Cafe. 

Saat ditanyakan akan digunakan untuk apa uang dari hasil menjual sampah berupa botol bekas, mereka mengatakan membiayai sekolah. Bila ada kelebihan boleh dipakai untuk kebutuhan lain, sekaligus bantu orangtua. Mereka mengaku hasilnya lumayan. Dalam sehari dapat mengantongi Rp 10 ribu, bahkan lebih.

“Hasil kumpulkan dan jual sampah boleh jo (lumayan, red). Nantinya doi (uang, red) yang ada dapa mo pake for sekolah. Kalau ada sisa mo pake kebutuhan lain deng kase orangtua. Makanya sekarang torang tiap hari ada ba cari sampah-sampah yang boleh mo jual,” tukas Jovania.

Sementara itu Juna yang paling kecil menyebutkan uang hasil menjual sampah akan ditabung. “Mo tabung, supaya punya doi banya. Kita senang dapa doi banya,” ujarnya polos.

Kepala DLH Minsel Roi Sumangkut saat dikonfirmasi mengatakan turun senang kampanye bank sampah dan peduli lingkungan mendapat respon dari masyarakat. Menurutnya ini memang yang menjadi tujuan program.

“Disini kami ingin menyadarkan bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomi. Dengan timbulnya kesadaran pada masyarakat akan nilai sampah, praktis juga membantu upaya menjaga lingkungan agar lebih bersih dari sampah-sampah sulit terurai. Pada akhirnya juga turut berpartisipasi pada kampanye melawan perubahan iklim yang telah menjadi isu utama dunia,” jelasnya.(jim)