28 Kasus 1 Meninggal, Minsel Rawan DBD

Barometer.co.id – Amurang
Masyarakat Minsel saat ini tidak saja harus mengkhawatirkan Covid-19 yang masih dinyatakan Pendemi, tapi juga Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti sampai minggu pertama Februari sudah menyerang 28 orang.

Tercatat pada bulan Januari terdapat 26 kasus DBD yang tersebar di seluruh Minsel. Sedangkan di minggu awal Februari ketambahan 2 kasus baru. Selain itu juga mencatat satu kasus kematian. Karenanya harus diwaspadai, apalagi dari 28 kasus sudah tiga orang terpaksa harus rujuk ke RSUP Prof Kandow untuk perawatan lebih lanjut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Minsel dr Erwin Schouten ketika ditemui mengatakan kasus DBD bisa saja terjadi penambahan. Apalagi bila melihat tren tahun-tahun sebelumnya. DBD paling aktif dari akhir tahun hinģga akhir tahun seperti sekarang.

Faktor musim penghujan sebagai salah satu pemicu penyebaran DBD. Hal ini terjadi karena curah hujan yang tinggi mendukung nyamuk berkembang biak. “Nyamuk sebenarnya ada sepanjang tahun. Namum populasinya meningkat ketika musim penghujan karena banyak genangan air yang menjadi habitat atau tempatnya bertelur,” tukas Schouten.

Saat ini menurut Schouten cara paling ampuh mengatasi DBD dengan menekan perkembanbiakan nyamuk aedes. Caranya dengan menerapkan 3 M yaitu menutup, menguras dan mengubur atau memanfaatkan ulang bahas bekas. Tujuannya agar tidak air tergenang yang dapat dijadikan nyamuk tempat berkembang biak.

“Selaim 3 M pencegan juga dapat dilakukan dengan menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air atau yang sulit dibersihkan. Gunakan obat nyamuk di dalam rumah mengatur pencahayaan matahari masuk rumah, tidak menggantung baju dan terakhir gunakan kelambu,” terangnya.

Lanjut menurutnya serangan DBD tergantung lamanya musim penghujan. Bila melihat kondiri sekarang kemungkinan hingga bulan Mei. Sedangkan puncaknya antara Maret dan April.

“Tahun lalu tercatat ada 184 kasus. Paling banyak pada bulan Maret sebanyak 33 kasus dengan dua diantaranya meninggal dunia. Sedangkan bulan Mei menempati posisi kedua dengan 29 kasus. Makanya kita perlu mewaspadai karena kemungkinan musim penghujan tahun ini akan panjang,” beber Schouten.

Mengantisipasi ledakan DBD, pihak Dinkes sudah melakukan persiapan. Semua fasilitas kesehatan (Faskes) mulai dari Puskesmas hingga Rumah Sakit sudah siap. Sehingga kepada warga dimintakan bila ada anggota keluarga demam, segera bawa ke Faskes.

“Jangan ambil resiko sebab DBD bukan hanya menyerang anak-anak. Orang dewasa juga dapat terkena. Maka dari itu lakukan pencegahan dengan 3 M dan gunakan obat nyamuk serta lotion atau cream anti nyamuk,” paparnya.(jim) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *