Barometer.co.id – Amurang

Ratusan demonstran yang mengatasnamakan Aliansi Cap Tikus menggelar aksi unjuk rasa di Depan Kantor Bupati Minahasa Selatan (Minsel) pada Kamis (17/03) siang. Mereka menuntut agar petani cap tikus tidak lagi dipersekusi dan dirundung. 

Arjen Wowor salah satu demontran dari unsur mahasiswa saat melakukan orasi juga menuntut agar petani dan cap tikus tidak dikriminalasasi. Sebab cap tikus selama ini telah memberi kehidupan bagi ribuan warga. Tidak sedikit yang karena cap tikus, anak-anak petani menjadi sarjana.

“Kami ini bukan teroris, jadi stop dikriminalkan. Sebab kami hanya memperjuangkan nasib dan juga harkat dan martabat sebagai petani yang memberi nafkah bagi keluarga. Bahkan tidak sedikit yang studinya sampai sarjana bahkan lebih dibiayai dari cap tikus,” ujarnya.

Para pendemo juga menyinggung seringnya dilakukan penangkapan dan penyitaan cap tikus serta pemusnahan. Akibatnya petani dan penampung merugi. Sedangkan cap tikus merupakan mata pencarian utama di sentra-sentra produksi.

Salah satu orator juga menyampaikan penolakannya dengan tudingan bahwa cap tikus sebagai sumber kriminal. Menurutnya cap tikus hanyalah benda, negatif atau positifnya tergantung pada manusia yang menggunakan.

“Contohkan saja pisau, dapat dipergunakan untuk menolong manusia. Tapi pad sisi lain pisau juga dapat mencelakakan. Maka dari itu jangan salahkan pada cap tikus soal kriminalitas. Polisi harus lebih arif lagi soal ini, jangan lagi melakukan persekusi” tukasnya.

Sampai berita ini diturunkan, pendemo belum ditemui oleh perwakilan Pemkab Minsel maupun Polres. Pintu masuk terlihat ditutup, sehingga pendemo hanya dapat melakukan orasi di luar pagar. Sedangkan puluhan personel Polres Minsel melakukan pengamanan.

Pada aksi demo aliansi, tampak mendapat pendampingan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia. Mereka menuntut agar petani tidak selalu dimarginalkan. Apalagi cap tikus merupakan bagian dari kearifa lokal. (jim)