Ini Cara Pemkab Minsel Atasi Kelangkaan Migor

Barometer.co.id – Amurang
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Minahasa Selatan (Minsel) Adrian Sumuweng menyebutkan sampai sekarang masih terjadi kelangkaan minyak goreng (Migor) di pasaran. Akibatnya harga jual ke konsumen atau masyarakat masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Memang stok minyak goreng masih kurang di Minsel. Makanya terjadi kelangkaan di beberapa tempat. Kelangkaan ini menyebabkan kenaikan harga di pasaran yang tidak sesuai dengan HET. Tapi inikan memang sudah menjadi masalah nasional, bukan hanya di Minsel,” terang Sumuweng ketika dikonfirmasi, Kamis (10/03).

Mengantisipasi terjadi lonjakan, Pemkab Minsel telah melakukan sejumlah langkah. Pertama telah mengajukan penambahan kuota minyak goreng di agen-agen sekaligus mengawasi agar tidak terjadi penumpukan. Kedua dengan melancarkan operasi pasar.

“Kami sudah menghubungi Disperindag Pemprov Sulut untuk kerjasama melakukan operasi pasar. Sekarang tinggal menunggu jadwal, semoga bisa secepatnya. Tujuannya agar harga dapat terkendali. Pada sisi lain persediaan akan ditambah,” ucap Sumuweng.

Dia juga memintakan nantinya masyarakat tidak usah panik membeli. “Beli secukupnya saja agar tidak menimbulkan kepanikan dan aksi borong. Ini yang menjadi salah satu faktor kenaikan harga. Kepada pedagang juga jangan bermain sebab ada tim pengawasan,” pintanya.

Harga Minyak goreng di Minsel dari pantauan di sejumlah pasar saat ini memang terjadi kenaikan. Untuk curah di pedagang dijual Rp 14 ribu. Sedangkan minyak goreng dalam kemasan antara Rp 18 ribu sampai Rp 22 ribu. 

Padahal sesuai putusan pemerintah, harusnya Migor dalam kemasan dijual dengan harga Rp 14.ribu/liter. Sedangkan untuk dalam kemasan sederhana harganya Rp 13.500 liter. Sedangkan Migor curah tidak boleh melebihi dari Rp 11.500.(jim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *