Barometer.co.id-Manado. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara sudah mulai melakukan Sensus Penduduk 2020 (SP2020) Lanjutan sejak 15 Mei 2022. Sampai dengan akhir Mei ini, BPS baru akan melakukan pendataan keberadaan penduduk.
Kepala BPS Sulut, Asim Saputra mengatakan, sesuai jadwal yang telah dibuat, dari tanggal 15 Mei sampai akhir bulan ini, BPS baru akan melakukan pendataan keberadaan penduduk. Nanti pada bulan Juni BPS baru akan melakukan sensus yang lengkap dengan memberikan 83 pertanyaan.
“Semua penduduk akan kami data keberadaannya. Kami akan mendata penduduk berdasarkan de facto yaitu di mana mereka berada. Ini termasuk penduduk yang tinggal sementara ataupun kos dan berasal dari daerah lain akan kami data. Kami membutuhkan data tempat tinggal mereka saat ini,” kata Asim pada acara ngopi cantik bersama wartawan, Selasa (17/05) di restoran Bumi Beringin, Manado.
Ia mengakui dalam melakukan sensus ini, petugas banyak mengalami kendala, terutama di perkotaan. Sebab ada penduduk yang tidak mempersilakan petugas sensus untuk masuk ke rumah. Mereka pun hanya menjawab seadanya saat dilontarkan pertanyaan. Namun di pedesaan petugas sensus mendapat sambutan yang lebih ramah. “Bahkan petugas sensus disuguhi kopi atau teh. Mereka pun dengan menjawab pertanyaan petugas sensus dengan lengkap,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, Asim mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah, mulai dari pemerintah provinsi sampai dengan pemerintah kabupaten/kota. Begitu juga dengan organisasi gereja. “Belum lama ini kami menemui Ketua BPMS GMIM, Pendeta Hein Arina untuk mengajak jemaat berpartisipasi dalam SP2020 Lanjutan ini. Komunikasi berjalan baik dan Beliau pun mengatakan akan mengimbau jemaat mensukseskan SP2020 Lanjutan ini,” ujar Asim.
SP2020 Lanjutan ini menurut Asim sangat penting karena hasilnya akan menentukan arah kebijakan dalam memanfaatkan bonus demografi saat ini. Dengan mengetahui keberadaan penduduk dan kebiasaan mereka, maka kebijakan akan lebih terarah sesuai dengan keberadaan penduduk. “Saat ini kita sedang memasuki transisi demografi fase ketiga, di mana mulai terjadi fragmentasi pembelahan penduduk,” katanya.
Asim pun meminta masyarakat yang dikunjungi petugas sensus agar dapat menerima mereka. “Masyarakat tidak perlu khawatir. Petugas sensus memakai seragam, rompi dan tanda pengenal. Semua petugas sensus juga sudah divaksinasi Covid-19. Dan sebelum menjalankan tugasnya, mereka telah diberikan pelatihan selama empat hari,” jelas Asim.(jm)