Barometer.co.id – Amurang

Kenaikan harga-harga bahan makanan sudah sangat terasa, baik dikalangan pedagang maupun pembeli. Seperti bawang, rica dan tomat (Barito) yang mengalami kenaikan tajam. Bahkan dalam sebulan kenaikannya lebih dari 100 persen.

Seperti di Pasar 54 Amurang, untuk tomat kini oleh pedagang dijual Rp 24 ribu sampai Rp 26 ribu/Kg. Padahal pada bulan lalu hanya Rp 10 ribu. Paling drastis bawang merah yang hanya dalam waktu empat hari, sudah naik 100 persen. Sebelumnya pembeli masih dapat Rp 40 ribu, kini sudah Rp 80 ribu/kg.

“Hampir semua harga barang sekarang naik. Torang sebagai pedagang juga kesulitan lantaran cepat sekali dia berubah. Terutama untuk Barito, memang naik terus harganya. Contohnya rica, sekarang per liter dia pe harga Rp 36 ribu. Sedangkan dua minggu lalu masih boleh dapa Rp 15.ribu. Kemungkinan masih akan naik lagi,” tutur Roy, salah satu pedagang, Minggu (26/06).

Dia mengungkapkan sangat kesulitan. Lantaran dengan naiknya harga, warga mengurangi pembelian, sehingga putaran modal jadi pelan. Sedangkan harga naik bisa kapan saja.

“Torang pedagang tanggung resiko. Lantaran harta tinggi, pembeli jadi berkurang. Biasa ada ba beli satu kilo atau setengan, sekarang cuma ukur-ukur. Sedangkan torang pe dagangan cepat rusak,” tambahnya.

Harga barang yang turun hanya bawang putih. Sekarang dijual perkilo Rp 18.000 sampai Rp 28.000 sebelumnya dijual Rp 30.000 sampai Rp 35.000. Itupun belum dapat dipastikan apakah masih akan bertahan dalam waktu dekat atau bisa saja kemudian kembali naik. Semua tergantung dari pasokan.

Pada bagian lain, kenaikan harga yang menarik ada pada ikan air laut. Kanaikan harganya cukup signifikan. Hal ini dikarenakan kurangnya pasokan ikan dari luar daerah. Disinyalir kenaikan tersebut ada hubungannya dengan bencana pantai Amurang dua pekan lalu.

Dugaan kenaikan harga dipengaruhi bencana dua pekan lalu yang di Amurang, lantaran sebelumnya stabil. Namun pasca bencana, harga ikan laut yang dibeli oleh pedagang langsung naik. Makanya harga jual ke warga juga praktis naik.

“Sekarang harga ikan torang kase nae dia pe harga. Ini lantaran pemasok dari luar Minsel sudah berkurang yang datang. Torang ada duga para pemasok ikan takut datang ke lokasi pasar ini dari timbul kejadian bencana kemarin. Makanya lantaran berkurang pasokan, harga jadi nae,” sebut Altje yang berjualan di Pasar 54 Amurang.

Mensiasati agar tetap ada pembeli, pedagang harus mengakali tanpa harus menaikkan harga. Caranya dengan mengurangi volume ikan. Hal ini dilakukan agar warga masih tetap dapat memenuhi kebutuhan ikan tanpa ada kenaikan harga, namun jumlahnya berkurang.

“Biasanya kita jual ikan 1 baki isinya 12 sampai 13 ekor dengan harga Rp 20.000 tapi sekarang isi 1 baki hanya 7 sampai 8 ekor ikan. Harganya tetap Rp 20.000. Tujuannya agar pembeli masih boleh makan ikan dan membeli harga yang sama,”imbuhnya.(jim)