Barometer.co.id – Amurang
Tragedi terbakarnya pasar tradisional 54 Amurang, pada hari Jumat (30/09) sekira pukul 23.30 sampai saat ini menyisahkan kesedihan dan kerugian bagi pemilik toko dan kios. Bahkan sebagian tampak masih trauma atas kejadian yang kedua kali dalam tahun ini.
Minggu (02/10) pada siang hingga sore hari dari pantauan terlihat sejumlah pemilik toko mendatangi lokasi yang berhadapan dengan taman Ruang Terbuka Publik (RTP) Amurang. Mereka tampak membersihkan puing-puing, atap seng yang hangus berserakan di lantai pada toko mereka masing-masing.
“Kerugian yang kami alami cukup besar, apalagi saya penjual pakaian tidak tersisa barang dagangan terbakar habis. Bersyukurlah tidak ada korban jiwa dan sekarang kami hidup berdagang kembali dari nol, apalagi kebutuhan sehari-hari kami hanya berharap dari berdagang,” ujar Fitri.
Fitri bersama rekan-rekan pedagang lainnya berharap kepada pemerintah daerah dan aparat kepolisian Polres Minsel agar kiranya para pedagang yang mengalami korban kebakaran diizinkan berjualan kembali.
“Kami seluruh pedagang korban kebakaran ini memohon secepatnya untuk diizinkan berjualan kembali. Kami butuh uang untuk makan dan kebutuhan hidup lainnya. Kiranya Pemda dan Polres Minsel mengizinkan kami berjualan walaupun kecil ukuran standnya boleh 3×2 didepan toko kami ini atau di pinggir jalan raya,” ujarnya.
Lanjut dikatakannya mereka menghargai tugas kepolisian. Karena saat ini tepat di lokasi kebakaran polisi sudah memasang baliho yang menyebut dilarang membangun untuk penyidikan forensik. “Oleh dari itu kami paham dan mohon izinkan kami berjualan walapun di luar jalan dengan ukuran kecil. Asalkan kami para pedagang boleh cari hidup untuk makan,” harap Fitri bersama para pedagang Ira pawe, rahman, Anto, Abas, Jumiati dan pedagang lainnya.
Menurut Fitri, adapun harapan minta izin tempat berjualan dengan stand ukuran kecil karena mengingat ada para pedagang lainnya dibagian dalam pasar yang menjadi korban kebakaran ini.
“Mulai besok hari Senin (03/10)kami pedagang sudah bersiap-siap berjualan, sekali lagi kami butuh untuk makan dan persiapan kebutuhan barang dagangan untuk jelang Natal dan Tahun baru, kasian kami kalau tidak diizinkan,” pintanya.
Para pedagang meminta agar diberi kesempatan berjualan di jalan. “Kan bisa untuk sementara di jalan raya ini ditutup satu jalur, agar kami bole mencari makan,”tegas Fitri bersama pedagang yang ada saat itu.(jim)