Barometer.co.id-Manado. Pembelian solar dengan menggunakn QR Code di seluruh SPBU di Sulawesi Utara mulai diterapkan, Selasa, 21 Februari 2023. Dari pantauan di SPBU Politeknik Manado, Selasa, penerpaan program ini berjalan lancar. Kendaraan yang sudah terdaftar bisa langsung mengisi solar, sedangkan yang belum, diarahkan untuk mengurusnya terlebih dahulu.

Banyak pengendara juga telihat sudah mengetahui penerapan program ini, sehingga mereka juga langsung memperlihatkan QR Code sebelum mengisi solar. Sementara pengendara lain yang kendaraannya belum memiliki QR Code, diarahkan untuk mengurusnya terlebih dahulu. Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi dan SPBU Politeknik menyediakan tempat bagi pengendara atau pemilik kendaraan yang ingin mendaftarkan kendaraannya.

Pengurusannya pun tidak lama. Cukup membawa KTP dan STNK, hanya dalam rentang waktu 10 menit, QR Code nya sudah ada dan bisa langsung digunakan.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada Jenis BBM Tertentu atau JBT yang merupakan bagian dari aturan yakni, Perpres No. 191 tahun 2014 dan penerapan arahan BPH Migas, SK No. 4 Tahun 2020 terkait volume solar subsidi.

“Berdasarkan aturan tersebut, kendaraan roda empat pribadi berhak mengisi solar 60 liter per hari, kendaraan roda empat angkutan umum dan barang 80 liter per hari, dan maksimal 200 liter per hari untuk kendaraan angkutan umum dan barang roda enam ke atas,” ujar Fahrougi saat melakukan pemantauan penerapan program subsidi tepat dengan menggunakan QR Code di SPBU Politeknik, Manado, Selasa.

Suksesnya program ini menurut Fahrougi tidak lepas dari dukungan Pemerintah Daerah serta elemen organisasi yang berhak mendapatkan subsidi. “ALFI Sulut adalah salah satu elemen organisasi yang berhak mendapatkan subsidi. Dan anggotanya hampir semua sudah mendaftarkan kendaraannya. Kami pun berterima kasih atas dukungannya,” tambah Fahrougi.

Untuk kendaraan yang belum terdaftar dan belum memiliki QR Code, Fahrougi mengatakan saat ini masih bisa membeli solar namun dibatasi hanya 20 liter per hari. Namun ke depannya, seluruh kendaraan sudah harus terdaftar dan memiliki QR Code untuk mengisi solar.

“Saat ini kendaran di Sulut yang sudah terdaftar dan memiliki QR Code sebanyak 35 ribu kendaraan. Khusus di Kota Manado lebih dari 10 kendaraan. Dan dalam dua hari terakhir sebelum penerapan program ini, bertambah dua ribuan kendaraan,” tambah Fahrougi.

Pada pemantauan di SPBU Politeknik, hadir Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Utara, Jun Silangen dan Asosiasi Logistik dan Forwarde Indonesia (ALFI).

Ketua DPW ALFI Sulut, Syam Panai mengatakan penerapan prgoram ini akan memperlancar arus barang di daerah ini. “Penerapan program ini sangat membantu karena akan menghilangkan mafia minyak. Antrian panjang di SPBU kini sudah tidak ada lagi sehingga pendistribusian barang berjalan lancar. Distribusi barang yang paling besar di Sulut adalah dari Bitung ke Manado,” katanya.

Sementara beberapa pengendara yang ditemui di SPBU Politeknik Manado mengatakan, mendukung penerapan program ini karena akan membuat penyaluran solar subsidi tepat sasaran. Selain itu, juga akan membuat penyaluran solar lebih lancar karena diharapkan tidak ada lagi oknum yang bermain dan menyalahgunakan solar subsidi.

“Dengan menggunakan QR Code, berarti penerapan subsidi tepat akan tepat sasaran. Oleh sebab itu saya mendukung penerapan program ini,” kata Tawan Mokodompit, pengendara minibus Damri.

Pengendara lain, Ronny Wungkana juga mendukung penerapan program ini. “Saya mendukung program ini karena akan membuat kami bisa lebih lancar membeli solar. Sebab dengan adanya program ini bisa menghilangkan penyalahgunaan solar sehingga tidak ada lagi antrian yang panjang untuk mengisi solar,” kata Ronny yang sehari-harinya mengangkut barang berupa busa matras.

Secara umum, penerapan program subsidi tepat dengan menggunakan QR Code di SPBU Politeknik berjalan lancar. Tidak terjadi antrian panjang sehingga kendaraan yang akan mengisi solar dengan lancar.(jm)