Pasca Covid, Warga Turunan Tionghoa di Amurang Kembali Rayakan Tradisi Ching Bing

Barometer.co.id – Amurang  
Perayaan Ibadah atau sembahyang Ching Bing dilaksanakan satu tahun sekali tepatnya tanggal 5 April bagi warga Tionghoa Amurang raya Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).

Acara ini digelar dilokasi pekuburan Tionghoa di Kelurahan Buyungon, Kecamatan Amurang- Minsel.

Di dalam lokasi tersebut selain ada makam ada juga ruang sembahyang dibangun sejak 18 Desember 1969.

Acara diawali dengan sembahyang beberapa kali atau menghormati kepada para leluhur yang sudah meninggal terlebih dahulu. Selesai sembahyang, jemaat berjalan mengelilingi pekuburan sambil memegang dupa.

Selanjutnya eitual dilanjutkan dengan membakar uang menggunakan uang palsu atau yang dikenal sebagai uang arwah.

Ibadah dipimpin Ibu/ CiLiem Giok Mey, selaku Ketua Majelis Agama konghucu Amurang.

Didampingi Ibu/ Ci Chenny Mongkareng selaku seksi persembayangan, Franky Lumi selaku Ketua kerukunan duka Tionghoa (KDT) Amurang dan sejumlah To’keh atau tuan besar serta jemaat Tionghoa Amurang dan dari luar Amurang.

“Perayaan Ching Bing atau biasa kita sebut Cumbeng saat ini sangat meriah dibanding dua tahun dampak Covid-19 lalu. Untuk meramaikan acara Cumbeng, kami mengundang warga sekitar ikut acara panjat pinang, ada hadiah dan menariknya diatas pohon pinang ada bendera dan siapa-siapa yang bisa mengambil bendera itu ada hadiah uang Rp 2 juta, itu uang dari sumbangan kami ketua dan dari To’keh lainnya,” ujar Franky Lumi.

Menariknya lagi, setelah sembahyang ada sajian diatas meja persembahan, usai sembahyang masyarakat dan undangan diperkenankan mengambil sajian yang sudah didoakan.

Franky menjelaskan arti Ching Bing (Cumbeng) yaitu terang dan Cerah Gilang Gemilang selain itu Ching Bing hari suci untuk berziarah ke makam leluhur atau sadranan.

“Acara ini kita datang bersembahyang untuk menghormati leluhur kami yang meninggalkan kita terlebih dahulu. Karena ada 3 penting untuk bersujud menyatakan bakti kepada leluhur, hari Ching bing, hari Tiong Yang (15 Chiet Gwee) dan hari jelang tahun baharu Sien Cia,” tutur ko angki sebutan akrab ketua KDT Amurang.

Sementara itu Ci Liem Giok Mey, menginggatkan bahwa upacara ziarah ke makam pada hari Ching Bing itu mempunyai sejarah yang tua mengandung umat untuk berbakti. Memperinggati seorang yang berjiwa suci, setia dan berbakti kepada orang tua.

“Hati- hatilah pada saat orang tua meniggal dunia, janganlah lupa memperingati leluhur sekalipun yang telah jauh dengan demikian rakyat akan tebal kembali kebajikannya,” ucap Ci Liem Giok Mey, seraya menegaskan pesan di kitab (Lun Gi :9).

Acara dihadiri warga keturunan Tionghoa Amurang, para To’keh dan warga Tionghoa dari luar Amurang, Kapolsek Amurang diwakili wakapolsek Ipda Handri Bagania dan sejumlah personil kepolisian Polres Minsel, Anggota DPRD Minsel, Robby Sangkoy serta masyarakat sekitar dan para undangan lainnya.(jim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *