Barometer.co.id-Manado. Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun kontribusi terhadap Produk Domesik Bruto (PDB) nasional masih rendah, yakni hanya 9,33 persen. Untuk itu, Pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah ini yang salah satunya melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Di Sulampua terdapat lima KEK yang terdiri dari tiga KEK Industri yaitu KEK Palu, KEK Bitung dan KEK Sorong serta dua KEK Pariwisata yaitu KEK Likupang dan KEK Morotai. Potensi nilai investasi di lima KEK tersebut mencapai Rp193 triliun dan diproyeksikan akan menyerap 243 ribu tenaga kerja. Jika pengembangan KEK di Sulampua ini berjalan dengan lancar, maka akan meningkatkan perekonomian di daerah ini.

Namun pengembangan KEK di Sulampua tidak berjalan seperti di KEK lainnya. Bahkan lima KEK di Sulampua termasuk dalam KEK yang realisasinya paling rendah di antara 20 KEK yang ada di Indonesia.

Kepala Bank Indonesia Sulawesi Selatan yang juga merupakan Koordinator Bank Indonesia di wilayah ini, Causa Iman Karana menyampaikan, pada tahun 2021, realisasi investasi dan tenaga kerja KEK Sulampua masih berada di bawah KEK lainnya. Dan berdasarkan hasil Evaluasi Perkembangan Selama Tahun 2022 oleh Dewan Nasional KEK, beberapa KEK di Sulampua dinyatakan masih perlu didorong agar dapat berkembang secara signifikan.

“Pengembangan KEK di Sulampua mampu menciptakan Multiplier effect antara lain pertama, peningkatan infrastruktur dasar seperti pembangunan akses jalan, penyediaan air bersih, pembangunan sarana/prasarana TI serta pembangunan jaringan listrik. Kedua peningkatan aktivitas perdagangan, jasa, dan akomodasi di sekitar kawasan. Ketiga penyerapan tenaga kerja lokal. Dan Keempat peningkatan jumlah wisatawan untuk pengembangan KEK pariwisata,” ujar Causa pada Seminar Penguatan Kawasan Ekonomi Khusus Sulawesi, Maluku dan Papua, Rabu (07/06/23).

Ia mengatakan, untuk dapat memanfaatkan multiplier effect tersebut, perlu dukungan banyak pihak melalui Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Investor, Asosiasi Pelaku Usaha, akademisi dan masyarakat.

Causa pun menyampaikan tantangan pengembangan KEK di Sulampua, di antaranya, penyediaan lahan, penyediaan pendanaan/pembiayaan pembangunan, rencana bisnis yang belum optimal dalam menarik minat investor, serta pemanfaatan fasilitas fiskal di wilayah KEK. Untuk itu ia berharap seminar ini mengakselerasi sinergi dan kolaborasi, menghasilkan rekomendasi yang presisi, serta mengurai debottlenecking dan mempercepat arus investasi.

Seminar ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi dan Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan Kementerian Investasi/BPKM, Noor Fuad Fitrianto.  

Seminar yang digelar di salah satu hotel berbintang yang ada di Manado ini, diikuti oleh 14 Pemerintah Daerah yang ada di Sulawesi, Maluku dan Papua, yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.(jou)