Barometer.co.id-Manado. Setelah mengalami penurunan pada bulan Juli lalu, nilai ekspor Sulut pada bulan Agustus 2023 kembali turun 15,5 persen (month to month/mtm). Secara year on year (yoy), nilai ekspor Sulut juga mengalami penurunan 27,10 persen. Sebaliknya, nilai impor justru melonjak tajam dan mencapai nilai tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Pada bulan Agustus, nilai ekspor Sulut hanya USD64,27 juta, sementara pada Juli USD76,06 juta dan pada Agustus 2022 sebesar USD88,17 juta. Kinerja ekspor Sulut sepanjang tahun 2023 pun stabil di kisaran USD60 juta – USD90 juta.

“Komoditas unggulan ekspor Agustus 2023, HS-15 mengalami penurunan nilai ekspor dibanding bulan sebelumnya. Namun dua komoditas unggulan lainnya yaitu HS-03 dan HS-16 justru mengalami peningkatan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara Asim Saputra, Jumat (15/09).

Penurunan nilai ekspor komoditas HS-15 dan peningkatan nilai ekspor HS-16 menurut Asim disebabkan oleh penurunan/peningkatan volume ekspornya. Adapun peningkatan nilai ekspor komoditas HS-03 selain dikarenakan oleh kenaikan volume, juga dipengaruhi oleh kenaikan harga ekpornya.

Komoditas HS-15 yaitu Lemak dan Minyak Hewan/nabati, sedangkan HS-03 adalah Ikan, Krustea dan Molusa. Sementara HS-16 yaitu Olahan dari Daging, Ikan, Krustea dan Moluska.

Nilai ekspor HS-15 pada bulan Agustus sebesar USD37,57 juta (58 persen dari total ekspor Sulut). Sedangkan nilai ekspor HS-03 USD8,66 juta (13,47 persen dari total ekspor Sulut) dan HS-16 sebesar USD6,57 juta (10,22 persen dari total ekspor Sulut).

Komoditas HS-15 mengalami penurunan terbesar, yakni 5,93 persen diikuti HS-38 yaitu Berbagai produk kimia sebesar 4,35 persen.“Penurunan nilai ekspor komoditas HS-15 dan HS-38 memiliki peranan yang cukup besar terhadap turunnya total ekspor Agustus 2023,” ujar Asim.

Jika nilai ekspor Sulut mengalami penurunan, maka sebaliknya nilai impor meningkat sangat tinggi. Pada Agustus 2023, nilai impor Sulut mencapai USD29,42 juta. Secara month to month, nilai impor Sulut meningkat 148,84 persen dan secara year on year, meningkat 134 persen.

“Nilai impor Sulawesi Utara pada Agustus 2023 merupakan yang tertinggi selama tiga tahun terakhir, mengikuti pola impor komoditas dominan, terutama HS-27 yaitu Bahan Bakar Mineral,” jelas Asim.(jm)