Barometer.co.id-Manado. Dalam mendukung akselerasi pengembangan Ekonomi Syariah (Eksyar), Bank Indonesia Sulawesi Utaa bersinergi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait. Ada tiga pilar yang jadi fokus BI Sulut dalam mengembangkan Eksyar, yaitu pertama penguatan ekosistem produk halal, kedua penguatan keuangan syariah, dan ketiga penguatan penerapan gaya hidup halal (halal lifestyle).
Kepala Bank Indonesia Sulawesi Utara, Andry Prasmuko mengatakan, pengembangan tersebut didukung dengan penyelenggaraan Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF) yang merupakan kegiatan tahunan berskala internasional yang diinisiasi oleh Bank Indonesia sejak tahun 2014. Penyelenggaraan ISEF didahului dengan kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di level regional yaitu Jawa, Sumatera, dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).
“Kantor Perwakilan Bank Indonesia selaku co-host FESyar KTI melaksanakan Road to FESyar dengan bergabung dalam kegiatan Festival Ramadhan yang dilaksanakan sejak 11 Maret s.d 5 April 2024,” kata Andry pada acara Puncak Festival Ramadhan 2024 dan pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) yang dihadiri Wapres K.H. Ma’ruf Amin, di hotel Four Points, Manado, Kamis (04/04/24).
Andry mengatakan, peran BI dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah yaitu melakukan Business Matching, Festival Kuliner Ramadhan, Pelatihan dan Sertifikasi Halal, Demplot dan Halal Value Chain Ponpes.
BI Sulut bersinergi dengan Pemerintah Daerah, Perbankan, UMKM, Pondok Pesantren dan stakeholders terkait lainnya pada Festival Ramadhan melakukan berbagai kegiatan yaitu:
Pertama, Business Matching Pembiayaan UMKM Bekerja sama dengan Perbankan di Provinsi Sulut bersama BNI, BRI, Mandiri, BSI, dan BSG dan diikuti oleh 70 UMKM yang potensial untuk dibiayai.
Kedua, Festival Kuliner Ramadhan pada 11 Maret – 5 April 2024, berupa showcasing 24 UMKM halal binaan yang merupakan kerjasama BI dengan BNI dan BRI. Juga memfasilitasi sertifikasi halal bekerja sama dengan Halal Center Univeritas Sam Ratulangi.
Ketiga, Sertifikasi Halal Rumah Potong Hewan Bailang Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Manado. Kegiatan ini termasuk pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) terhadap 10 orang Juru Sembelih Halal (Juleha) di Rumah Potong Hewan (RPH) Manado dan RPH Kotamobagu untuk memastikan tersedianya daging halal melalui proses penyembelihan dan penanganan daging secara halal.
“Keempat sinergi Pembentukan Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H). Kegiatan ini dilakukan bersama dengan Lembaga Pendidikan Islam – Pesantren Karya Pembangunan (LPI-PKP) Manado. Adapun pengurus pondok pesantren juga merupakan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Holding Bisnis Pesantren (Hebitren) Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Andry.
Kegiatan kelima adalah sinergi Pembentukan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS) Jangkar Sandar. Bersama dengan KDEKS, Pengelola Kawasan Megamas, BNI, Dinas Kesehatan Manado, dan Halal Center Unsrat melalui stikerisasi Aman dan Sehat, serta Sertifikasi Halal UMKM untuk menginisiasi terbentuknya zona KHAS di kawasan pertokoan Megamas.
Keenam, Pilot Project Demplot Pertanian pesantren. Kegiatan ini bekerja sama dengan Petani Unggulan BI (PUBI) memfasilitasi pilot project demonstration plot (demplot) pertanian cabai kepada Ponpes Hidayatullah Ibolian – Bolaang Mongondow dan Ponpes Al Luthfi Lolanan – Bolaang Mongondow untuk mendukung kemandirian Ponpes.
Kegiatan ketujuh Pengembangan Halal Value Chain (HVC) Ponpes, yaitu mendukung hilirisasi produk hasil demplot pertanian di ponpes Darul Istiqamah – Manado dan Ponpes Hidayatullah – Bitung berupa pengolahan rica menjadi sambal.
Dan kedelapan, Kompetisi Syariah, Pemecahan Rekor MURI dan Konser Penutupan. Serangkaian kegiatan dilakukan untuk menyemarakkan Festival Ramadhan 2024 melalui sharia singing competition, lomba reels, lomba pendamping Proses Produk Halal (PPH), serta lomba booth Festival Kuliner Ramadhan dengan penjualan QRIS terbanyak untuk mendorong transaksi non tunai di Sulawesi Utara. Selain itu, dalam festival ramadhan juga dibagikan sajian buka puasa kepada masyarakat umum sekaligus dirangkaikan dengan pencatatan rekor MURI ”Sajian Mie Cakalang Terbanyak” sebanyak 2.024 porsi mie cakalang.
Andry mengatakan, upaya mendorong EKSyar di Sulut dapat terwujud melalui peningkatan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah Sulawesi Utara. Sampai dengan saat ini, tingkat literasi keuangan syariah Sulawesi Utara masih sebesar 3,12%, lebih rendah dari nasional sebesar 8,14%. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah Sulawesi Utara sebesar 3,38%, juga masih lebih rendah dari nasional yang sebesar 12,12%.
“Oleh karena itu, BI bersama Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya harus terus berupaya meningkatkan edukasi dan sosialisasi terkait EKSyar kepada masyarakat di Sulawesi Utara,” katanya.(jou)