Ekspor Langsung ke Jepang dari Bandara Sam Ratulangi Januari-Mei Sebanyak 76.781 Kg

Barometer.co.id-Manado. Muatan kargo yang merupakan komoditas ekspor langsung dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Narita, Tokyo Jepang pada periode Januari hingga Mei 2024 sebanyak 76.781 kg.

Komoditas yang diekspor didmonasi oleh fresh tuna atau tuna segar yang mencapai 99,94 persen, atau sebanyak 76.732 kg. Sedangkan komoditas lainnya berupa food stuff hanya sebanyak 49 kg atau 0,06 persen.

GM PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Maya Damayanti mengatakan, ada tiga jenis tuna yang diekspor langsung ke Jepang, yaitu Fresh Tuna sebanyak 40.359 kg atau 52,56 persen dari total ekspor, Fresh Tuna Loin sebanyak 18.966 kg (24,70 persen) dan Fres Tuna Whole sebanyak 17.407 kg (22,67 persen).

“Volume terbesar terjadi pada bulan Januari yakni sebanyak 20.446 kg yang terdiri dari fresh tuna sebanyak 20.397 kg dan food stuff 49 kg,” kata Maya yang didampingi Humas,Yanti Pramono, Selasa (11/06/24).

Selanjutnya pada bulan Februari hingga Mei, komoditas ekspor semuanya merupakan tuna segar. Pada Februari, volume ekspor sebanyak 12.748 kg, kemudian pada bulan Maret 15.976 kg, tumbuh 3,13 persen (year on year) dibanding Maret 2023 yang sebanyak 15.491 kg. Kemudian di bulan April volume ekspor sebanyak 14.220 kg, juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,77 persen, di mana pada April 2023, volumen ekspor tercatat 12.390 kg.

Pertumbuhan ekspor langsung ke Jepang juga mengalami kenaikan pada bulan Mei sebesar 27,01 persen dibanding Mei 2023 yang hanya 10.543 kg. “Namun pada tahun 2023, komoditas yang diekspor lebih bervariasi, yakni selain fresh tuna, ada fresh vegetable, Live Tropical Fish dan Nutmeg. Walaupun memang komoditas tersebut diekspor tidak setiap bulan,” jelas Maya.

Ekspor langsung ke Jepang melalui bandara Narita Tokyo ini dilayani oleh Garuda Indonesia pada setiap Kamis malam menggunakan pesawat Airbus A330-300. Ekspor langsung dari Bandara Sam Ratulangi ke Bandara Narita Tokyo ini pertama kali dimulai pada September 2020. Sejak saat itu, ekspor sempat beberapa kali terhenti, namun kini sudah rutin lagi dilakukan setiap minggunya.(jou)