Barometer.co.id-Manado. Provinsi Sulawesi Utara kembali mengalami deflasi pada bulan Agustus 2024 yakni 0,04 persen month to month (mtm). Sebelumnya pada Juli, Sulut juga mengalami deflasi 0,11 persen. Sementara inflasi berdasarkan tahun kalender sebesar 0,43 persen dan secara tahunan atau year on year sebesar 4,29 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan lima kelompok mengalami deflasi.

“Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Kesehatan sebesar 0,24 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi terdalam yaitu Pakaian dan Alas kaki sebesar -0,41 persen dan memberikan andil inflasi -0,03 persen,” kata Aidil saat menyampaikan Berit Resmi Statistik, Senin (02/09/24).

Ia mengatakan, komoditas yang mengalami inflasi tertinggi yaitu cabai rawit sebesar 0,44 persen, kemudian kangkung 0,11 persen dan daging babi 0,08 persen. Selanjutnya komoditas beras 0,03 persen dan emas perhiasan 0,02 persen.

Untuk komoditas yang mengalami deflasi terbesar yaitu tomat -0,29 persen, bawang merah -0,17 persen, daun bawang -0,07 persen, ikan tude -0,06 persen dan ikan malalugis -0,02 persen.

Adil mengatakan, ada empat fenomena perkembangan harga yang terjadi pada bulan Agustus 2024. Pertama adalah kenaikan harga cabai rawit. “Harga cabai rawit mulai mengalami kenaikan sepanjang bulan Agustus di seluruh cakupan kota IHK yait Manado, Kotamobagu, Minahasa Selatan, dan Minahasa Utara. Hal ini disebabkan pasokan cabai rawit yang berkurang, baik yang berasal dari dalam dan luar Sulawesi Utara,” kata Aidil saat menyampaikan Berita Resmi Statistik, Senin (02/09/24).

Kedua Fluktuasi Harga Daging Babi. Wabah African Swine Fever (ASF) yang menyerang hewan ternak babi pada tahun 2023 menyebabkan produksi daging babi menurun drastis sehingga mengakibatkan kenaikan harga daging babi. “Hal ini masih berdampak sampai dengan tahun 2024, harga masih berfluktuatif pada periode tertentu seperti menjelang acara Pengucapan di beberapa wilayah Sulawesi Utara,” jelasnya.

Selanjutnya adalah Penurunan Harga Tomat dan Bawang Merah. “Ketersediaan stok yang melimpah yang disebabkan adanya panen di beberapa daerah sentra produksi baik di dalam maupun di luar daerah Sulawesi Utara, menyebabkan komoditas tomat dan bawang merah mengalami penurunan harga pada bulan Agustus,” ujar Aidil.

Terakir adalah perkembangan Harga Emas. Kenaikan harga emas perhiasan dipengaruhi oleh harga emas di pasar global/internasional yang cenderung meningkat pada beberapa bulan terakhir,(jou)