Barometer.co.id-Manado. Berakhirnya diskon tarif listrik pada bulan Maret masih memberikan dampak pada Indeks Harga Konsumen (IHK) Sulawesi Utara pada bulan April. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mencatat inflasi secara bulanan di Sulut pada April 2025 sebesar 1,02%, di mana tarif listrik memberi andil inflasi terbesar yakni mencapai 0,83%.

Kepala BPS Sulut, Aidil Adha mengatakan, Kelompok Pengeluaran yang mengalami inflasi terbesar adalah Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mencapai 5,65% dengan andil 0,83%, serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 2,39% dengan andil 0,15%.

“Untuk komoditas dengan andil inflasi terbesar setelah tarif listrik sebesar 0,83 persen adalah emas perhiasan 0,12 persen, ikan tude 0,10 persen, ikan malalugis 0,07 persen dan ikan cakalang 0,06 persen,” kata Aidil.

Sedangkan komoditas penahan inflasi menurut Aidil adalah cabai rawit dengan andil inflasi -0,16%, daging babi -0,10%, tarif pulsa ponsel -0,04%, tomat -0,03% dan angkutan udara -0,02%.

Peran tarif listrik terhadap terjadinya inflasi di Sulut pada April terjadi di seluruh kabupaten/kota yang dilakukan perhitunagan IHK. Empat wilayah, yakni Manado, Kotamobagu, Minahasa Utara dan Minahasa Selatan semuanya terjadi inflasi dengan tarif listrik memberi andil terbesar.

Sementara inflasi secara tahunan pada bulan April sebesar 2,01%. Untuk periode ini, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi terbesar adalah Perawatan Pribadi dan Jasa lainnya sebesar 8,09% dan kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau 5,74%. “Namun untuk andil inflasi yang terbesar adalah kelompok Makanan yang mencapai 1,87 persen, sementara kelompok Perawatan pribadi 0,48 persen,” ujar Aidil.

Komoditas dengan andil inflasi terbesar secara tahunan adalah cabai rawit sebesar 0,71%, tomat 0,57%, emas perhiasan 0,35%, ikan tude 0,28% dan daging babi 0,14%. Sedangkan komoditas penahan inflasi secara tahunan adalah beras -0,46%, angkutan udara -0,26%, daun bawang -0,17%, telur ayam ras -0,06% dan Bawang merah -0,06%.(jou)