Barometer.co.id-Manado. Provinsi Sulawesi Utara kembali mengalami inflasi pada bulan November 2024 sebesar 0,41 persen secara month to month (mtm). Inflasi pada bulan November ini melanjutkan inflasi yang terjadi pada bulan Oktober setelah pada Juli hingga September terjadi deflasi. Sementara inflasi tahun kalender hingga bulan November 2024 sebesar 0,51 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) 2,12 persen.

“Komoditas yang memberi andil cukup besar pada terjadinya inflasi month to month di bulan November adalah tomat yang mencapai 0,31 persen dan Bawang merah 0,15 persen. Tiga komoditas berikutnya memberi andil inflasi yang kecil, yakni minyak goreng 0,06 persen, emas perhiasan 0,03 persen dan daun bawang 0,03 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Aidil Adha, Senin (02/12/24).

Sedangkan komoditas yang menjadi penahan inflasi atau yang mengalami deflasi terbesar adalah beras -0,12 persen. Sedangkan komoditas lainnya memberi andil deflasi yang kecil, yakni cabai rawit -0,05 persen, semangka -0,03 persen, cabai merah -0,03 persen dan angkutan udara -0,01 persen.

Adil mengatakan, inflasi year on year sebesar 2,12 persen terjadi karena adanya kenaikan harga pada Kelompok Makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,20 persen. “Andil inflasi year on year kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mencapai 1,66 persen dari total inflasi 2,12 persen. Kelompok lainnya hanya menyumbang kurang dari satu persen,” kata Aidil.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,92 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,04 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,20 persen; dan kelompok pendidikan sebesar 1,20 persen.

“Komoditas pendorong inflasi year on year pada November 2024 yaitu daging babi 1,16 persen, emas perhiasan 0,26 persen, bawang merah 0,20 persen, tomat 0,19 persen dan minyak goreng 0,11 persen. Sedangkan komoditas penahan inflasi atau yang mengalami deflasi, yaitu cabai merah -0,08 persen, ikan malalugis -0,06 persen, telepon seluler -0,06 persen, daun bawang -0,06 persen dan ikan deho -0,05 persen,” ujar Aidil.

Secara month to month wilayah di Sulawesi Utara, Kota Manado mengalami inflasi 0,19 persen (mtm), Kotamobagu 0,03 persen, Minahasa Selatan 0,16 persen dan Minahasa Utara 1,46 persen. Sedangkan secara year on year, Kota Manado mengalami inflasi 1,47 persen, Kotamobagu 2,39 persen, Minahasa Selatan 3,13 persen dan Minahasa Utara 3,27 persen.(jou)